
EVAKUASI : Sejumlah anggota TNI dan Satpol PP serta warga Desa Salua Dusun III Kecamatan Kulawi mengeluarkan dan menyelamatkan barang-barangnya pasca banjir yang melanda Desa Salua Selasa malam (11/12).
SIGI-Pasca bencana Gempa bumi dan likuifaksi yang melanda Sulawesi Tengah khususnya Kabupaten Sigi beberapa waktu yang lalu, kini bencana banjir bandang melanda Desa Salua Dusun III Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi Selasa malam (11/12).
Pantauan Radar Sulteng Rabu pagi (12/12) 3 jenis alat berat sudah berada di lokasi bencana seperti 2 unit Exavator dan 1 unit Loder untuk membersihkan sisa material banjir seperti lumpur dan kayu-kayu dari rumah-rumah warga maupun material dari jalan poros Palu Kulawi.
Kepala Desa Salua, Yohanes mengungkapkan, banjir bandang terjadi sekitar pukul 19.15 Wita yang beberapa jam sebelumnya terjadi hujan lebat di hulu serta hujan sedang di desa Salua, sehingga akibat hujan deras di bagian hulu mengakibatkan banjir tersebut.
“Kejadian banjir bandang ini tadi malam (Selasa malam, red) sekitar jam 7.15 Wita yang awalnya memang sudah didahului dengan hujan yang turun itu tidak begitu deras. Cuma ada informasi dari beberapa masyarakat kalau di hulu terjadi hujan lebat, sehingga berdampak banjir,” ungkapnya kepada Radar Sulteng, Rabu (12/12).
Ia menyebutkan curah hujan yang terjadi di Desa Salua cukup tinggi sehingga mengakibatkan bagian hulu meluap dan membanjiri rumah-rumah warga yang ada di dusun III.
“Kita di Salua ini kalau mau bilang hujan memang curah hujan cukup tinggi dan apalagi di bulan Desember sampai Januari kedepan,” sebutnya.
Masih kata Yohanes, dalam peristiwa banjir bandang tersebut tidak ada korban jiwa dan pasca gempa bumi akhir September yang lalu sudah empat kali banjir di desa Salua dan banjir bandang selasa malam tersebut paling parah.
Yohanes berharap pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah kabupaten Sigi bisa segera mengambil tindakan untuk merelokasi warga Desa Salua khususnya dusun III.
“Kami meminta Pemerintah Daerah untuk bagaimana jalan keluarnya untuk memikirkan masyarakat yang berada di dusun III minimal ada relokasi tapi dengan catatan tidak keluar dari desa Salua,” tambahnya.
Sementara itu Bupati Sigi, Muhamad Irwan Lapatta S.Sos MSi mengemukakan, banjir yang terjadi di Desa Salua terjadi selain curah hujan yang begitu tinggi dan sudah tidak adanya daerah resapan air di Desa Salua dan hulu, sehingga saat terjadi hujan deras mengguyur Desa Salua material seperti lumpur dan kayu-kayu besar menghantam serta merusak rumah-rumah warga khususnya di dusun III.
“Air yang ada di Salua itu luar biasa ketika hujan, akan mengalirkan air yang begitu deras sebab di atas sana (hulu) tidak ada lagi daerah-daerah resapan untuk menahan alur air tersebut,” katanya.
Irwan pun sudah mengimbau kepala-kepala desa yang berada di Kecamatan Kulawi khususnya Desa Salua dan sekitarnya untuk sementara mengungsi dan tidak tinggal di desa Salua, dikhawatirkan terjadinya banjir maupun longsor.
Ia meminta kepada seluruh masyarakat Desa salua dusun III yang berada dibibir sungai untuk segera mengungsi dan tidak melakukan aktivitas disekitarnya untuk menghindari musibah-musibah lainnya.
“Kami sudah sampaikan kepada masyarakat disana dan para kepala desa pasca gempa itu. Kalau bisa untuk sementara waktu menyingkir dari tempat yang ada dan beralih ke tempat yang lebih aman. Kemudian masyarakat desa Salua untuk sementara sambil menunggu agar tidak ada musibah-musibah lain ketika pasca gempa dan banjir bandang, jadi masyarakat sudah harus berhati-hati bila perlu sekitar berapa ratus meter dari bibir sungai,” imbaunya. (Slm)