PALU – Warga Kelurahan Pantoloan Boya, Kecamatan Tawaeli, digegerkan dengan penemuan sesosok mayat wanita di sekitar Pantai Pangempa RT 1/RW 1 Kelurahan Boya, Minggu (24/6). Mayat wanita yang diketahui bernama Dewi (31) berasal dari Desa Wetea, Kabupaten Donggala.

Ketua RT 3 RW 1 Kelurahan Boya, Arifin mengatakan, awalnya mayat ditemukan oleh sepasang suami istri yang hendak pergi ke rumah adiknya di sekitar pantai. Keduanya pun melihat sesosok wanita yang tergeletak di dekat perahu, tanpa mengenakan busana mulut mengeluarkan busa. Kedua warga ini pun langsung berlari melaporkan kejadian itu kepada warga lainnya.
“Kalau menurut saksi yang pertama kali lihat itu, sekitar pukul 07.45 wita. Kebetulan tadi ketua RT 1 tidak ada, jadi masyarakat lapor ke saya kemudian saya laporkan ke Bhabinkamtibmas,” ungkap Arifin kepada Radar Sulteng saat ditemui dilokasi kejadian.
Arifin juga menambahkan, korban dikenal memang memiliki riwayat gangguan jiwa dan sering terlihat beraktifitas di sekitaran pantai. Kata dia, korban hanya menempati pondok yang berukuran sekitar 3×2 meter persegi dan hari-hari beraktifitas mengumpulkan botol-botol bekas di sekitar pantai.
“Sudah ada tahunan memang dia di sini, tempat tinggalnya juga pindah-pindah. Tapi kalau di sini dia hanya beraktivitas di pantai, kumpul-kumpl barang bekas untuk jual ulang,” tambahnya.
Sementara itu Maming pemilik perahu di lokasi penemuan mayat, mengatakan sempat bertemu sehari sebelum korban ditemukan meninggal. Bahkan Maming sempat berkomunikasi dengan korban di sekitar pantai. Kata Maming kondisi korban waktu sudah terlihat cukup lemah dan mengigil.
“Kemarin sempat saya ketemu di sini (lokasi penemuan mayat) jam 08.00 wita. Kemudian saya tanya, ada lihat orang naik ke perahu lalu dia jawab tidak. Di situ sudah pucat juga saya lihat, dia bungkus juga badanya dengan sarung kaya orang kediginan,” ungkap Maming.
Sosok korban diketahui oleh warga Kelurahan Boya sebagai seorang pemulung, bahkan almarhum sering berkomunikasi layaknya orang normal. Pekerjaan keseharian Dewi sendiri, memang mengumpulkan botol plastik bekas. “Korban hanya kumpulkan botol bekas, ada penjualnya yang ambil, biasa itu dikasih uang Rp 20 ribu satu kali penjualan. Uangnya dia belikan makanan,” kata Maming.
Dari pantauan Radar Sulteng pada pukul 11.00 wita tim dari Identifikasi Polres Palu berada di TKP. Sebelum dibawa ke rumah sakit, Salah seorang warga datang dan memastikan memastikan identitas korban. Kakak kandung korban bernama Siti Fatimah (55) yang melihat korban langsung menangis histeris, karena tidak kuat melihat adik kandungnya yang sudah terbujur kaku.
Proses evakuasi menjadi tontonan saat mayat yang sudah terbungkus tersebut dinaikkan di Mobil Patroli Polsek Palu Utara. Sekitar tiga puluh menit saat keluar dari TKP awal penemuan mayat, mobil patroli berada di sebuah lapangan untuk menunggu Mobil Ambulans Bhayangkara tiba. Kemudian pukul 12.00 wita mayat tersebut dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palu untuk dilakukan otopsi guna proses penyelidikan lebih lanjut. Namun, berdasarkan keterangan dari salah satu keluarga almarhum, yakni Siti Fatimah. Dia juga memastikan bahwa Dewi, memang menderita gangguan jiwa.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Palu AKBP Mujianto menerangkan bahwa kasus penemuan sosok mayat perempuan ini tengah ditangani oleh anggota Sat Reskrim Polres Palu dan masih dalam proses penyelidikan. “Kami akan lakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi guna proses penyelidikan lebih lanjut,” ungkapnya. (win/who)