SIGI – Program pemerintah pusat melalui Dinas Kesehatan dengan pembasmian penyakit keong di wilayah Kecamatan Lindu dan sekitarnya, nampaknya masih dikeluhkan masyarakat setempat.

Penyakit endemik keong atau schistosoma japonicum ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Sigi telah melakukan sejumlah kegiatan pencegahan, akan tetapi hal tersebut belum menyentuh sepenuhnya.
Tokoh muda Kecamatan Lindu, Ezra Alui Ahad mengatakan, selama ini program pemeirntah dalam mencegah penyakit keong beracun, hanya sebatas pemeriksanaan kesehatan dan diberikan obat saja, namun pemberian sepatu bot yang dijanjikan pada masyarakat belum terlaksana.
“Pembagian sepatu belum seluruhnya diberikan pada masyarakat, sementara sepatu tersebut sangat berguna bagi warga, untuk di gunakan sebagai pelindung akan terkena penyakit keong,” terangnya, belum lama ini, Selasa (1/5).
Selain itu kata Ezra, rencana pembangunan drainase yang akan dilakukan juga belum terlaksana, sehingga sangat disayangkan program yang dilakukan saat ini belum berjalan. Sebab penyakit schistosoma hanya dijadikan objek proyek semata, namun tidak menyentuh pada masyarakat sama sekali.
Ezra juga menegaskan, meminta pada pihak terklait agar tidak membesar-besarkan keberadaan penykit keong yang bisa mematikan ini, sehingga perlu ada sosialisasi yang menyeluruh dan meyakinkan warga yang ingin datang maupun berkunjung ke lindu, dijamin tidak berdampak terkena penyakit keong.
“Orang yang ingin datang ke lindu sepertinya ada ke khawatiran bila nantinya bisa terkena penyakit keong, dan tentunya hal ini sangat merugikan warga setempat dan sudah pasti akan berdampak pada ekonomi,” kata Ezra.
Apalagi lanjutnya, Lindu dan sekitarnya merupakan salah satu tempat wisata alam dan budaya yang ada di Kabupaten Sigi, tentu hal ini perlu dijaga serta mendapat perhatian dari semua pihak, agar wilayah tersebut tetap menjadi perhataian sebagai tempat berwisata yang memiliki keaneka ragaman budaya serta faunanya.
“Jadi kita sangat berharap tidak hanya pemerintah melalui dinas terkaitnya, namun semua pihak lebih memperhatikan keberadaan lindu dan sekitarnya. Agar lindu yang terkenal dengan danau lindunya serta budayanya, akan ramai dikunjungi masyarakat untuk berwisata dan tidak akan ada ke khawatiran terhadap penyakit keong,” pungkasnya.(ndr)