PALU – Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid, SE, meninjau kesiapan bangunan pasar Bambaru atau pasar Tua sebelum ditempati oleh pedagang setelah selesai di revitalisasi bangunan akhir bulan Desember 2021 yang lalu.
Wali Kota Palu Hadianto, saat ditanyakan kesiapan bangunan gedung pasar Bambaru untuk ditempati pedagang, mengatakan, bahwa dengan melihat kondisi seperti ini, tentunya pedagang belum bisa masuk menempati pasar Bambaru.
“Lihat sendiri kan kondisinya,” ungkap Hadianto kepada Radar Sulteng, Selasa (4/1).
Setelah melihat dan meninjau seluruh bagian dalam bangunan pasar Bambaru, baik ruangan yang berada di lantai satu, lantai dua serta lantai tiga, Wali Kota Palu menganggap bahwa memang bangunan pasar Bambaru belum bisa ditempati oleh pedagang dalam waktu dekat.
Sehingga seketika itu pula, Wali Kota Palu memanggil dua kepala dinas terkait yakni, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palu, Ajenkris dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Palu, Singgih B. Prasetyo, untuk segera menyelesaikan hal-hal yang perlu dilakukan secepatnya.
“Bagian dalam masih kotor atau belum dibersihkan, ada genangan air hujan. Lantai tiga bagian kuliner, tempat masak, terdapat ruang terbuka tidak tertutup,” katanya. Pantauan wartawan Radar Sulteng, dua Kepala Dinas terkait segera menemui Wali Kota Palu bersama bidang teknis masing-masing instansi tersebut.
Selain itu pula, pelaksana proyek tahap satu maupun pelaksana proyek tahap dua pun dipanggil oleh Wali Kota Palu untuk dimintai menyelesaikan tahapan-tahapan pekerjaan yang belum selesai dikerjakan.
Sementara Kepala Bidang Bina Konstruksi Dinas PU Kota Palu Yus Darmin, mengatakan, setelah ditinjau langsung oleh Wali Kota Palu terhadap bagian dalam pasar Bambaru beberapa waktu lalu, terlihat bagian dalam masih ada yang kotor, tidak bersih dan lainnya.
Namun, kata dia, bahwa bangunan pasar Bambaru ini pada prinsipnya sudah ready atau layak untuk ditempati oleh pedagang untuk berjualan.
“Pak wali datang untuk memastikan apakah ini sudah ready atau belum. Kan beliau melihat masih ada yang kotor, harus dibersihkan, dan untuk ini tugas dari kontraktor awal yang masuk ditahap satu. Dia juga bersedia untuk menyelesaikan apalagi masa pemeliharaannya sampai bulan Maret mendatang,” kata Yus Darmin.
“Pada prinsipnya untuk bangunan sudah ready atau sudah siap untuk difungsikan,” sambungnya.
Menurutnya, bangunan pasar Bambaru pun setelah direvitalisasi, pada pertengahan bulan Desember yang lalu sudah diserahkan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palu untuk fasilitas pengelolaannya.
“Kita sudah serahkan ke Disperindag. Secara asset belum, secara fasilitas mereka sudah kelolah, buktinya sekarang sudah ada security pengamanan pasar dari Disperindag,” katanya.
Ditambahkannya, sejak ditinjau oleh Wali Kota Palu masih ada bagian-bagian yang kotor dan harus dibersihkan ini karena memang dianggap wajar kotoran tersebut merupakan bekas pekerjaan kontraktor tahap satu yang sudah selesai dikerjakan satu tahun yang lalu.
“Kalau yang tahap satu ini kan wajar, dia sudah kerja satu tahun lebih dan akan dibenahi ulang, akan dicat kembali oleh kontraktor awal,” ujarnya.
Senada dengan itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kota Palu Ajenkris, mengatakan, Disperindag Kota sebagai penanggung jawab dalam pengelolaan pasar beserta pedagangnya, belum berani menerima sepenuhnya bangunan pasar Bambaru kalau kondisinya belum sepenuhnya meyakinkan.
“Kan ini masih kotor, saya di Disperindag terima bersih, masuk pedagang. Bagaimana kita mau masuk kondisinya masih ada lem, kotor, basah dan lainnya,” katanya Ajenkris.
Untuk itu, sesuai dengan arahan dari Wali Kota Palu, pihak terkait yakni, kontraktor proyek, diminta untuk segera menuntaskan dan menyelesaikan dengan diberikan waktu batas penyelesaiannya.
“Makanya pak wali undang rapat sebentar, diundang kontraktornya, dikasih waktu dia berapa hari selesaikan,” sebutnya.
Katanya menambahkan, sebenarnya sesuai dengan agenda, Disperindag Kota Palu sudah mulai membagikan kunci pintu los jualan ke pedagang pasar Bambaru agar segera membenahi masing-masing tempat los jualannya.
Namun, karena dengan kondisi masih ada sebagian pula kunci pintu los yang rusak dan belum diperbaiki oleh pihak kontraktor tahap satu sebagai penanggung jawab proyek, maka sambung Ajenkris, kunci los jualan tersebut belum pula dibagikan kepada para pedagang.
“Sebenarnya hari ini (kemarin-red), saya sudah bagi kunci ke pedagang, karena kondisi belum bisa dibagi. Masih ada 25 lagi kunci pintu los yang belum diperbaiki sama kontraktor awal. Yang masih rusak saya tidak mau terima,” tegasnya. (zal)