BERITA PILIHANPALU KOTA

Untad Mulai Berlakukan Sistem Kartu Masuk Kampus

Petugas memberikan akrtu masuk kepada mahasiswa yang akan masuk kampus di gerbang utama Untad, Senin (30/1). (Foto: Mugni Supardi)
Dilihat
Petugas memberikan kartu masuk kepada mahasiswa yang akan masuk kampus di gerbang utama Untad, Senin (30/1). (Foto: Mugni Supardi)

PALU – Mulai Senin kemarin (30/1) pihak keamanan Universitas Tadulako (Untad) Palu memberlakukan sistem wajib menggunakan kartu masuk dan keluar di area kampus yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Tondo tersebut.

Amatan Radar Sulteng di pintu gerbang utama Untad pagi kemarin, memang tidak seperti biasanya setelah pemberian kartu masuk mulai berlaku. Sejumlah mahasiswa, khususnya pengguna roda, harus antre secara teratur melalui jalur tersendiri yang diberi pembatas.

Di sisi lain, tak sedikit mahasiswa secara tiba-tiba memutar balik arah kendaraannya, karena menyangka pihak keamanan Untad melakukan sweeping senjata sajam (Sajam) di awal tahun 2017.

Meski terjadi antrean yang panjangnya hingga 15-an meter, tapi arus lalu lintas menuju dalam kampus tetap lancar. Sebab, beberapa personel petugas keamanan yang membagikan kartu tampak sigap, sehingga antrean tidak bertambah panjang.

Tapi ada yang menarik. Hari pertama diberlakukannya wajib menggunakan kartu masuk ke area kampus, terjaring dua pengendara yang sempat dicurigai jaringan pencuri motor di kampus Untad.

Dua pengendara tersebut terpaksa diamankan, karena tidak bisa memperlihatkan kartu masuk yang mulai diberlakukan sejaka hari itu. “Secara ketat sudah diberlakukan. Tadi ada dua pengendara yang sempat kami amankan, tapi akhirnya sudah dilepas lagi,” kata anggota security Untad, Suryadin, siang kemarin.

Menurut mantan koordinator Security Untad itu, kedua pengendara sempat ditahan pihak keamanan kampus, karena mereka tak dapat menunjukkan kartu masuk. Malah awalnya, surat-surat kepemilikan kendaraan tidak mereka bawa. “Kami sempat intogerasi kurang lebih dua jam. Tapi setelah mereka bisa menunjukkan identitas kendaraan dengan bantuan temannya, barulah dilepas. Sebab, surat-surat kendaraan rupanya ketinggalan di rumah,” ucapnya.

Hingga menjelang petang hari, tercatat masih ada sekitar 400 kartu yang beredar dalam kampus yang belum dikembalikan. Artinya, masih ada mahasiswa di dalam kampus, sehingga pihak keamanan harus berjaga sampai malam. “Bukan hanya mahasiswa, tapi dosen juga kami periksa. Sistem ini akan berlaku seterusnya,” tegasnya.

Di hari pertama diberlakukannya pemberian kartu masuk, pihak keamanan Untad juga mendapat masukan dari pihak dosen dan mahasiswa. Bahwa sekiranya kartu-kartu yang dibagikan itu, tidak hanya satu warna.

“Ada yang memberi masukan tidak satu warna dan akan diberlakukan secara acak. Tujuannya agar ketahuan jika ada yang ingin menggandakan,” ujar Suryadin.

Rektor Untad Prof Dr Ir H Muhammad Basir Cyio SE MS mengatakan, diberlakukannya wajib miliki kartu khusus bagi setiap pengendara roda dua ketika memasuki area kampus, bertujuan menekan angka pencurian kendaraan bermotor. Sehingga upaya penertiban kendaraan mahasiswa, pegawai, dan dosen dalam mencegah aksi pencurian di lingkungan Untad, dapat berjalan sesuai harapan. Sebab, aksi pencurian kendaraan bermotor di kampus itu telah meresahkan akhir-akhir ini.

Tidak hanya itu. Selain memberlakukan sistem kartu ketika memasuki area kampus, pihak universitas juga akan memasang sebanyak 90 titik kamera pengintai atau CCTV di tempat-tempat tertentu. Semua itu dilakukan agar aksi pencurian dapat terdeteksi dan bisa diawasi. (egi)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.