
PALU – Kantor Perwakilan Wilayah (Kpw) Bank Indonesia (BI) Sulteng mengadakan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) tahun 2017 dengan Tema Memperkuat Momentum serta Arahan Gubernur Sulteng, bertempat di Mercure Palu Hotel, Kamis (14/12).
Pertemuan tersebut dihadiri Pimpinan DPRD Provinsi Sulteng, Polda Sulteng, Pimpinan Forkompinda, Kepala OJK, Bupati, dan Wakil Bupati se Sulteng, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sulteng, Pimpinan Perbankan se-Sulteng, para akademisi dan masih banyak lagi.
Kepala Perwakilan BI Sulteng, Miyono saat memberikan sambutan mengatakan, momentum pemulihan ekonomi global dan domestik juga diikuti perkembangan ekonomi Sulteng, meskipun sempat tertahan pada semester pertama tahun 2017, geliat perbaikan ekonomi Sulteng mulai terlihat pada Triwulan III-2017. Bila pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2017 hanya 6,661 persen (yoy), paka triwulan III-2017 mampu tumbuh 8,68 persen.
Secara sektoral laju perekonomian Sulteng sangat dipengaruhi oleh lima sektor utama yakni sektor pertanian, pertambangan, industry pengolahan, perdagangan, dan kontruksi. Share dari kelima sektor ini, bahkan mencapai 75,55 persen dari PDRB Sulteng. “Mesin penggerak yang mendorong akselerasi pertumbuhan pada triwulan III-2017 masih ditopang dari sektor industry pengolahan dan sektor pertambangan,” sebutnya.
Terutama tingginya korporasi di kawasan industry Morowali yang menghasilkan Stanless Steel menjadi pemicu pertumbuhan sektor industry pengolahan hingga 14,5 persen (yoy). Tingginya pertumbuhan sektor industry tersebut, mendorong kinerja sektor pertambangan sehingga mengalami akselerasi hingga 18,94 persen (yoy) per triwulan III-2017.
“Selain kuatnya permintaan dari dalam negeri, tingginya pertumbuhan sektor pertambangan juga didukung oleh membaiknya perkembangan harga nikel di pasar Internasional pada bulan Agustus yang sempat mencapai level tertinggi dalam dua tahun terakhir yakni 12.380 USD/Metric Ton,” pungkasnya.(umr)