PALU KOTA

Tidak Seharusnya Tenaga Guru Honor Dirumahkan

Ilustrasi honorer (jpnn)
Dilihat
Ilustrasi honorer (jpnn)

PALU – Nasib tenaga guru honorer yang dirumahkan masih dapat diperjuangkan untuk kembali menjadi tenaga honorer. Dirumahkannya guru honor itu, dampak dari penghentian pemungutan uang komite, sehingga sekolah tidak bisa membayar upah guru honor.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Kamrudin mengatakan, guru honor yang banyak dirumahkan, terdapat pada sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat. Sementara guru honorer pada tingkat sekolah dasar (SD) sederajat, dan sekolah menengah pertama (SMP) sederajat, tidak terlalu bermasalah karena masih bisa dibiayai dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). “Ada beberapa juga yang dirumahkan untuk guru honor SD dan SMP, tapi tidak banyak,” ujarnya kepada Radar Sulteng, Rabu (18/1).

Kamrudin mengungkapkan, tidak seharusnya guru honorer tersebut, dirumahkan dengan alasan tidak adanya anggaran yang dipakai untuk membiayai upah guru honor, baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA, sebab dana bantuan operasional sekolah (BOS) pada sekolah cukup besar. Menurutnya, seharusnya pihak sekolah lebih bijak dan teliti dalam menghitung dana sekolah untuk menentukan Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) yang diusulkan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu. “Sekolah itu punya dana besar yang harus dihitung  baik-baik, untuk operasional sampai untuk guru honor tersebut, dan kekurangannya ditanggung kepada pemerintah,” tuturnya.

Selain itu, Kamrudin mengatakan dana BOS yang besar tersebut harus disusun lebih baik oleh pihak sekolah untuk mencukupi biaya operasional sampai pembayaran upah guru honor, serta jangan masukkan pada porsi yang sebenarnya tidak bisa dibiayai oleh dana BOS, seperti pembangunan WC, gedung sekolah, dan lain-lain. “Yang bersifat fisik seharusnya diusulkan ke[ada pemerintah,” tegasnya.

Masih kata Kamrudin, Pemerintah Kota Palu sudah lama menunggu usulan program dari sekolah-sekolah tentang pembiayaan guru honor tersebut. “Sebetulnya tidak serta merta merumahkan guru honor itu, karena wali kota memberi ruang untuk bisa dibiayai oleh daerah, tergantung dari usulan sekolah,” tegasnya

Akan tetapi program yang diusulkan sekolah harus harus disusun dengan baik, rasional, realistis, dan proporsional sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh Pemerintah Kota. “Guru yang dirumahkan tidak mesti terjadi,” tegasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sulawesi Tengah, H Irwan Lahace menjelaskan bahwa pihaknya juga sedang mencari jalan keluar yang terbaik untuk permasalahan yang sedang hangat diperbincangkan tersebut. “Kami sudah fasilitasi pertemuan antara pihak sekolah, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), dan Komisi IV DPRD Provinsi Sulteng, untuk membahas terkait jalan keluar dari nasib guru honor di Sulteng,” jelas Irwan Lahace.

Irwan menjelaskan, hasil dari pertemuan tersebut melalui dewan akan diserahkan ke Gubernur Sulawesi Tengah Drs H Longki Djanggola MSi. Tidak hanya itu, Irwan juga menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan pembicaraan khusus dengan Tim Saber Pungli. “Hari ini (kemarin, red) kami sudah lakukan pertemuan dengan Tim Saber Pungli,” jelasnya.

Irwan menjelaskan, dari hasil pertemuan dengan Tim Saber Pungli disepakati bahwa sekolah boleh meminta sumbangan dari siswa untuk membantu biaya penyelenggaraan pendidikan. “Ketua Tim Saber Pungli, Pak Irwas sudah menyatakan bahwa terkait sumbangan dari siswa, boleh dilakukan asalkan berdasarkan kesepakatan bersama dan hal tersebut tidak termasuk pungutan liar (Pungli),” terangnya.

Menurut Irwan, adanyna pernyataan tim Saber Pungli itu, semakin menemukan titik terang terkait nasib guru honorer.  Pihaknya juga bekerja sama dengan Bappeda Provinsi Sulteng untuk melakukan perhitungan kebutuhan siswa di Kabupaten-kabupaten. “Untuk perhitungan kebutuhan siswa itu, dilakukan agar kita bisa tahu berapa kemampuan siswa-siswa untuk membayar. Hal ini tentunya akan berpengaruh juga pada keputusan Gubernur nantinya,” jelas Irwan.

Terkait hal ini kata Irwan, tidak akan dibuat berlarut-larut. Apalagi ujian untuk SMA sederajat sekitar 2 bulan lagi. “Yang seharusnya Kepala Sekolah sudah fokus pada persiapan ujian, ini malah diperhadapkan dengan permasalahan lain,” sebutnya. Selain itu, Irwan mengungkapkan bahwa ada beberapa guru honorer yang datang kepadanya dan menyatakan siap mengajar tanpa mesti dibayar. “Saya selaku orang tua mereka kan sedih juga saya dengarnya seperti itu. Makanya permasalahan ini tetap akan kami carikan solusi yang terbaik. Kalau bisa jangan sampai ada yang dirumahkan,” jelasnya.

Irwan menegaskan bahwa peran guru honor sangat penting dalam dunia pendidikan. Jadi menurut Irwan, terkait guru honorer tetap akan dicarikan solusi yang terbaik. “Secepatya kami akan selesaikan permasalahan ini. Agar semuanya bisa tenang dan guru-guru bisa mengajar seperti biasa tanpa ada ketakutan untuk dirumahkan,” tutupnya.(cr5/cr8)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.