BERITA PILIHANHUKUM KRIMINALMOROWALI UTARA

Terindikasi Korupsi, Gedung Baru DPRD Morut akan Di-Police Line

Inilah kondisi pembangunan gedung DPRD Morut yang dihentikan, Kamis (23/2). (Foto: Ilham Nusi)
Dilihat

MORUT – Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Sulawesi Tengah hampir merampungkan penyidikan kasus dugaan korupsi pembangunan gedung baru DPRD Morowali Utara. Langkah terkini yakni pemasangan police line di lokasi gedung tersebut.

Inilah kondisi pembangunan gedung DPRD Morut yang dihentikan, Kamis (23/2). (Foto: Ilham Nusi)

Tahapan itu dikemukakan Kasubdit III Tipikor Dit Reskrimsus Polda Sulteng AKBP Teddy Salawati di Kolonodale, Morut, Rabu (6/7) malam.

“Besok pagi kita police line gedung DPRD Morut,” ungkap Teddy.

Ia yang saat itu bersama Ketua Fraksi Partai Demokrat Ferry Siombo, menuturkan pemasangan police line guna menetapkan gedung tersebut sebagai barang bukti atas kasus yang penanganannya memakan waktu sangat panjang.

Menurut Teddy, dalam kasus gedung baru DPRD Morut ini ada tiga laporan yang ditangani pihaknya yakni perencanaan, pembebesan lahan, dan pembangunan gedung berstruktur pancang tersebut. Ketiga poin itu lantas melambatkan proses hukumnya.

“Andaikan saja cuma satu kasus, prosesnya tidak perlu selama ini,” jelas dia.

Sejalan itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan BPK guna mencari nilai perkiraan kerugian negara. Sebab poin penting dalam kasus ini yaitu penggunaan uang rakyat yang tidak sesuai azas manfaat.

Terkait para tersangka, Teddy menyebut sudah ada sejumlah oknum sebagai calon. Namun demikian, penetapan tersangka tidak dilakukan sekarang. Alasannya karena belum saatnya hal itu di-publish.

“Jika sudah dipastikan ada kerugian negara, ya jelas kasus ini mengarah ke proses hukum lanjutan,” tandasnya.

Menyoal nasib selanjutnya gedung berlokasi di Jalan Kuda Laut, Kelurahan Bahoue, Kecamatan Petasia itu, Ia memastikan akan menjadi bangunan mubazir. Pasalnya, gedung itu tentunya tak bisa lagi dirampungkan akibat kontur tanah yang labil.

“Sekarang saja tanahnya sudah turun sekira enam meter. Terus mau dijadikan apalagi selain menjadi bangunan tua? Kasian kan uang rakyat,” pungkas Teddy.

Sementara itu, Ferry Siombo menyayangkan pembangunan DPRD Morut. Menurutnya, daerah telah merugi akibat dana miliaran yang digunakan tanpa perencanaan yang matang.

“Daerah kita rugi. Rakyat kita juga rugi. Semoga kasus ini sebagai pembelajaran untuk kita semua,” tukas Ferry. (ham)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.