PALU – Menjadi salah satu sekolah bebas dari sampah di Kota Palu, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Palu mulai mempersiapkan diri untuk mendapatkan penghargaan piagam Adiwiyata tingkat nasional. Sehingga untuk mempertahankan agar sekolah tetap bersih, dan para siswa bisa mendapatkan pelajaran tambahan akan pentingnya pengelolaan sampah, pihak sekolah menerima bantuan mesin pencacah sampah organik dari Perusahaan PT. Citra Palu Minerals (CPM), Senin (3/10). Bantuan itu diserahkan oleh perwakilan perusahaan kepada pihak sekolah.
Kepala SMPN 7 Palu Masaat, menjelaskan bahwa dengan adanya bantuan yang diterima oleh pihak sekolah dari perusahaan CPM tentunya sangat membantu, terutama untuk di lingkungan sekolah. Sebab, pihak sekolah selalu mengajarkan kepada siswa untuk peduli terhadap penanganan sampah. Dan saat ini di SMPN 7 Palu telah menerapkan pengelolaan sampah, seperti sampah organik yang dijadikan pupuk kompos, dan sampah plastik dijadikan hiasan taman atau program ekobrik yakni sampah dijadikan kursi maupun meja.
“Tetapi saat ini, kami masih memanfaatkan sampah itu digunakan di lingkungan sekolah saja. Dimana setiap sampah yang dikumpulkan oleh siswa itu akan diolah menjadi pupuk kompos. Yang dulunya siswa harus mencincang sampah di rumah, saat ini sudah bisa dilakukan di sekolah karena sudah ada mesin yang diberikan oleh pihak CPM,” ungkapnya.
Untuk mempersiapkan menuju kebersihan tingkat nasional, tentunya yang disiapkan adalah bagaimana bisa memberikan edukasi pengelolaan sampah ke masyarakat. “Itu yang sementara kami lakukan bersama dengan siswa, bahkan kami beberapa kali turun ke jalan untuk membersihkan sampah yang ada di luar lingkungan sekolah,” kata Masaat.
SMPN 7 Palu juga telah menerima berbagai penghargaan, seperti dari gerakan Gali Gaza meraih juara I, sekaligus Adiwiyata Kota Palu dan Provinsi, dan sekarang menuju Nasional. “Sehingga peran siswa juga bagaimana bisa mensosialisasikan kepada masyarakat apa yang sudah diajarkan di sekolah berkaitan dengan sampah, yang terpenting jangan membuang sampah sembarangan, dan dapat memilah sampah,” tegas Masaat.
Sementara itu, Superintendent PPM-CSR PT CPM Rahyunita Handayani, menjelaskan bahwa dengan adanya program ini diharapkan adanya singkronisasi dengan kegiatan berdasarkan kurikulum baru yang diterapkan di sekolah. Dan PT CPM telah menjadi mitra dengan adanya penandatangan MoU, yang menjadi dasar program pengembangan, pemberdayaan masyarakat dimana sebagai pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat. “Kita juga menjadikan pilot project, agar yang telah berhasil diterapkan ini bisa juga diikuti oleh sekolah yang lain,” tutupnya.(who)