BERITA PILIHANDAERAHNASIONALNUSANTARAPALU KOTASIGISULAWESISULTENGSUMATERA

Proyek Huntap Pombewe, Tempat Penampungan Tinja Ada yang Meluber

TIDAK BERES : Tampak pekerjaan Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (PSPALDT) dan Infrastruktur Persampahan Kawasan Huntap Pombewe Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah yang dikeluhkan warga karena pekerjaan terkesan asal-asalan.(MURTALIB)
Dilihat

SIGI – Puluhan miliar proyek yang ditangani Balai pemukiman Prasana Wilayah Sulteng molor dan terbengkalai.
Salah satunya paket Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (PSPALDT) dan Infrastruktur Persampahan Kawasan Huntap Pombewe Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Dampak dari molor dan menyeberang tahun anggaran 2020 lalu, asas manfaat dari sistem sanitasi limbah dari rumah-rumah korban bencana 28 September 2018 mulai membuat resah penghuni huntap.

Pasalnya bila hujan turun air selain menggenangi badan jalan yang ada di komplek pemukiman juga membuat tempat penampungan tinja sudah ada yang meluber dan menimbulkan aroma yang meresahkan.

”Kami tidak tahu persis konstruksi masing-masing bak penampungan tinja. Yang saya tahu semua limbah terintegrasi ke IPAL yang belum bisa digunakan. Hampir 1 tahun kita tempati huntap ini banyak sarana yang dikerja tidak beres,” jelas salah seorang warga Huntap kepada Radar Sulteng, Selasa (30/3) sambil menunjukkan pembangunan IPAL yang belum berfungsi.

Sesuai data yang diperoleh Radar Sulteng proyek yang melekat di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memiliki Pagu Rp. 50.914.000.000,00, HPS Rp. 46.790.420.000,00, Nama Pemenang, PT. TELAGA GELANG INDONESIA JL. Ciputat Raya No. 30 RT. 001 RW. 001 Kel. Kebayoran Lama Selatan, Kec. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12240 – Jakarta.

Proyek Persampahan Kawasan Huntap Pombewe Kabupaten Sigi APBN Tanggal Pembuatan 19 April 2020.
Dari Pantauan Radar Sulteng Selasa (30/3) masih banyak pekerjaan yang belum selesai dan berserakan di pinggir jalan. Pipa sanitasi masing-masing rumah belum tersambung ke sistem pengelolaan limbah.

Salah satu sampel yang diperlihatkan Radar Sulteng berada di Huntab blok I dan O yang septitangnya meluber dan mengeluarkan aroma tak sedap.

Sementara Kepala Balai Prasarana dan Pemukiman Sulteng, Sahabuddin yang dihubungi Radar Sulteng melalui pesan WhatsApp (WA) tidak begitu merespons. “Ke PP ya,” tulis Sahabuddin singkat.
Sementara ketika diminta kontak PPKnya baik ditelepon maupun dikirim pesan WA juga belum merespons. (lib/ron)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.