PALU – Penjemputan tamu di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu, Kamis sore (5/5/2022) dengan pengawalan ketat yang dinilai melebihi protap penjemputan pejabat negara bahkan dinilai melebihi penjemputan Kapolri itu dipertanyakan.
Salah seorang yang mempertanyakan proses penjemputan yang superketat dengan model protap penjemputan tamu negara itu adalah, Abdul Rahman Thaha (ART).
Anggota DPD RI daerah pemilihan Sulawesi Tengah itu kepada wartawan di Palu mengungkapkan, saat itu dia baru saja mendarat di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu menggunakan penerbangan Garuda Indonesia dan dipertontonkan model penjemputan tamu berlebihan. Sementara yang dijemput Kapolda dan rombongan itu bukanlah pejabat negara atau tamu negara.
Penjemputan dilakukan dengan pengamanan ketat dikawal sejumlah kepolisian dan beberapa terlihat membawa senjata laras panjang. “Ini ada apa seorang Kapolda Sulteng menjemput langsung tamu yang bukan pejabat negara dengan sangat istimewa?. Mestinya seorang Kapolda tidak perlu yang menjemput. Bukan pejabat negara juga yang datang, diwakili setingkat Dir sudah cukup,” katanya.
Bahkan kata ART, petugas penjemput dari kepolisian berlaku arogan kepada warga lain yang ada di bandara dengan menyuruh agar kendaraan lain cepat jalan untuk memprioritaskan tamu yang dijemput Kapolda dengan beberapa mobil patwal dan beberapa mobil beriringan. Memangnya yang dijemput itu siapa? sampai petugas kepolisian menghampiri mobil-mobil lain yang hendak menjemput di pintu kedatangan untuk cepat-cepat jalan. “Saya dapat pastikan tamu tadi bukan pejabat negara. Malah, saya melihat seperti pengusaha, mereka ada empat orang. Saya lihat jelas tadi karena saya juga duduk di kelas bisnis bersama orang-orang istimewa yang dijemput Kapolda itu,” bebernya.
Menurut ART, model penjemputan yang terkesan berlebihan dan arogan seperti itu tidak pantas diperlihatkan di depan umum apalagi itu sekelas bandara. Kalau yang dijemput ini pejabat negara tidak ada masalah dan protapnya jelas. Ini tidak jelas siapa yang dijemput kalah-kalah menjemput Kapolri dan pejabat negara lainnya. Patut dipertanyakan?. “Ini ada apa coba seorang Kapolda menjemput orang yang bukan pejabat negara dengan model penjemputan kalah-kalah Kapolri. Tidak boleh seperti itu mempertontonkan yang tidak semestinya di hadapan rakyat Sulawesi Tengah,” tandasnya.
Sementara Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi melalui Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto yang dikonfirmasi melalui WhatsApp (WA) hanya tercentang dua garis. Upaya konfirmasi lainnya dengan mengirimkan pesan WA ke Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Sulteng, Kompol Sugeng Lestari, ketika ditanya siapa tamu yang dijemput Kapolda Sulteng di Bandara Mutiara Sis Aljufri dengan pengawalan sangat ketat?. Kompol Sugeng awalnya menjelaskan agenda Kapolda di Bandara adalah Sidak hadapi arus balik. “Sidak posyan bandara, hadapi arus balik,” tulis Sugeng dalam pesan WA.
Begitu ditanya lagi yang penjemputan pukul 14.30, Sugeng mengaku belum tahu siapa tamu yang dijemput. “Blm monitor saya,” tulisnya singkat.
Sementara hasil penelusuran Radar Sulteng di kelas bisnis penerbangan GA tujuan Palu tercatat ada lima nama di manifest penumpang, yakni Mr LIM, Mrs MASNI, Mr SISWANTO, Mr TAHA dan Mrs TIANTONO. (ron)