POSOTAJUK

TAJUK | Satgas Tinombala Perlu Evaluasi Strategi

Dilihat
Ilustrasi Operasi Tinombala.(Foto: dok)

KEBERADAAN kelompok sipil bersenjata di Kabupaten Poso masih saja menjadi ancaman menakutkan bagi masyarakat setempat dan wilayah-wilayah di sekitarnya. Setelah Santoso, pimpinan kelompok tersebut, berhasil dilumpuhkan tidak serta merta menjadi akhir dari penyelesaian masalah. Bahkan keberadaan kelompok ini telah bergeser ke Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) dan ditengarai kuat menjadi pelaku terbunuhnya seorang warga Parigimpu.

Fakta tentang masih eksisnya kelompok sipil bersenjata yang kini di bawah pimpinan Ali Kalora menjadi alasan kuat untuk terus memperpanjang Operasi Tinombala yang melibatkan personel gabungan TNI/Polri. Dilema. Karena keberadaan Satgas dibutuhkan untuk memastikan kehadiran negara melindungi rakyatnya sambil mengupayakan penangkapan terhadap para pelaku. Pada sisi yang lain, penempatan dan pelaksanaan operasi TNI/Polri di suatu wilayah yang terlalu lama dapat saja menimbulkan ekses yang negatif.

Bila menyangkut keselamatan rakyat maka negara tidak boleh absen. Berapa pun dana yang harus digelontorkan untuk mendukung pelaksanaan operasi tidak menjadi soal. Namun akuntabilitas publik juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Kepercayaan publik harus dijaga. Jangan sampai muncul spekulasi-spekulasi negatif berkenaan dengan masa operasi yang sudah cukup lama. Sebab itu penting bagi penanggung jawab operasi Tinombala untuk memberikan informasi seputar progres yang sudah dicapai. Tidak boleh reaktif hanya memberi penjelasan setelah muncul sebuah peristiwa yang menelan korban jiwa.

Harapan kita agar pembunuhan warga di Kabupaten Parigi Moutong yang diduga dilakukan sisa-sisa kelompok Santoso csmerupakan peristiwa yang terakhir. Aparat yang tergabung dalam Satgas Tinombala hendaknya menuntaskan target yang sudah ditentukan. Sinyalemen telah terjadinya pergeseran kelompok sipil bersenjata dari wilayah Kabupaten Poso ke wilayah Kabupaten Parimo mengonfirmasikan bahwa Satgas gagal mempersempit ruang gerak mereka. Dikhawatirkan bila pergerakan ini tidak segera diatasi maka anggota kelompok bersenjata ini akan kembali menyusup ke masyarakat.

Jika ini sampai terjadi maka persoalan tidak akan pernah selesai. Selain menebar ketakutan di masyarakat, kemungkinan lain yang perlu dijaga adalah terbukanya peluang untuk melakukan rekrutmen anggota baru. Atau terbukanya peluang untuk melakukan konsolidasi dengan jaringan di luar daerah.

Maka diperlukan evaluasi terkait strategi dan taktik Satgas di lapangan. Ada kesan pasca tewasnya  Santoso sebagai top leaderyang menguasai Gunung Biru kala itu, perburuan yang dilakukan Satgas ikut melemah. Akibatnya sisa-sisa kekuatan yang kini di bawah kendali Ali Kalora mendapat momentum untuk mengonsolidasikan diri. Akhirnya kita kembali tersentak dengan kasus yang terjadi di Parimo baru-baru ini.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.