TAJUK

TAJUK | Kontestasi Pilkada dan Kesiapan untuk Kalah

Dilihat

DUA hari lagi, Pilkada serentak di 171 daerah di tanah air akan dihelat. Untuk Pilkada yang akan berlangsung , Rabu 27 Juni 2018, terdapat tiga kabupaten di Sulteng yang menyelenggarakannya. Yakni, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), dan Kabupaten Morowali. Tahapan kampanye dan debat publik telah berlangsung dengan relatif sukses meski dengan beberapa catatan. Para pasangan calon, penyelenggara, dan masyarakat, kini fokus menanti hari H.

Harapan kita semua, proses demokrasi lokal di tiga kabupaten ini akan berjalan baik dan sukses. Baik karena seluruh tahapan yang telah dilewati maupun tahapan setelah voting day tidak menyisakan cela yang potensial menjadi persoalan di kemudian hari. Sukses karena dari proses yang telah menghabiskan anggaran yang cukup besar ini, kelak akan terpilih pasangan pemimpin daerah yang berkemampuan dan berkomitmen untuk menyejahterahkan rakyatnya.

Selain kerja keras penyelenggara, KPUD dan Bawaslu, beserta perangkat-perangkat teknis di bawahnya, dukungan pemerintah daerah dan aparat keamanan menjadi salah satu kunci sukses penyelenggaraan Pilkada. Kita harapkan agar pemerintah daerah dan aparat keamanan dapat bersinergi dengan penyelenggara, untuk memastikan bahwa seluruh pemilih yang terdaftar dapat terlayani dengan baik.

Khusus di kabupaten yang melibatkan pasangan calon yang berstatus petahana, aparatur pemerintah daerah diharapkan menunjukkan sikap netral dan profesionalitasnya. Begitu pula dengan aparat keamanan diharapkan memberi perhatian khusus untuk wilayah-wilayah yang dikualifikasikan rawan gangguan. Baik gangguan yang bersifat eksternal seperti keberadaan DPO di Kabupaten Parimo maupun wilayah-wilayah tertentu, di mana tingkat kontestasi antarcalon dan pendukungnya dinilai sangat tinggi.

Di masa tenang ini, pasangan calon dan para pendukung fanatiknya, idealnya lebih rileks menunggu hari H. Sebab selama ini segala usaha dan kerja keras telah dilakukan. Kerja-kerja politik dengan segala tantangannya telah dilewati dengan satu harapan dan tujuan. Yakni, menjadi pemenang. Namun harus pula disadari bahwa betapa pun usaha dan ikhtiar telah dikerahkan, hanya akan ada satu pasangan calon yang menjadi pemenang dan akan dilantik sebagai bupati dan wakil bupati.

Pasangan lainnya harus siap menjadi pemenang kedua, ketiga, dan seterusnya. Yang kalah harus bersedia memberi ucapan selamat kepada lawan yang memperoleh suara terbanyak. Inilah jalan demokrasi yang kita pilih. Kontestasi harus ada akhirnya. Kebesaran jiwa dan kesiapan mental menjadi kuncinya. Pesan ini tidak saja untuk para pasangan calon sebagai pelaku utama yang sedang berlaga tapi penting pula menjadi kesadaran para tim sukses dan tim sorak yang selama ini telah setia dan bekerja keras untuk kemenangan calonnya.

Setelah selesai mencoblos dan tempat pemungutan suara (TPS) ditutup maka bersamaan dengan itu lembaran baru kehidupan harus dibuka lagi. Kembalilah pada kehidupan normal sebagai petani, pengusaha, nelayan, dan sebagainya.  Kembali ke rumah dan memperbaiki silaturahmi dengan tetangga atau keluarga di rumah yang selama beberapa waktu sempat merenggang karena efek Pilkada. (**)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.