PUASA sebulan penuh telah usai. Idul Fitri 1439 H telah dirayakan. Mudik tahun 2018 relatif terselenggara dengan baik. Tahun ini aparatur sipil negara (ASN) relatif menikmati masa liburan yang cukup panjang. Liburan tentu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi mereka yang menjalaninya.
Dapat bertemu keluarga yang jauh. Mudik ke kampung halaman setelah sekian waktu sibuk dan beraktivitas di kota. Sebagian mungkin memanfaatkan masa liburan untuk berkunjung ke tempat-tempat tertentu. Mengeksplore keindahan alam dan memanjakan lidah dengan aneka kuliner.
Di balik kebahagiaan orang-orang yang sedang menikmati masa liburan, sebagian yang lain justeru bekerja dengan beban yang lebih berat. Karena harus melayani orang yang libur. Atau harus mengambilalih sementara tugas-tugas rekan kerjanya yang masih libur. Di tengah situasi mudik dan arus balik, tidak sedikit orang-orang yang bekerja ekstra dan tidak menikmati masa liburan sebagaimana yang dirasakan orang lain umumnya.
Di posko-posko mudik dan arus balik, sejumlah aparat kepolisian plus petugas kesehatan saat ini masih bertugas. Demikian pula, petugas-petugas di SPBU yang harus selalu stand by melayani konsumen. Memastikan agar arus mudik dan arus balik berjalan lancar. Tidak ada masalah dengan pasokan dan layanan bahan bakar minyak (BBM) yang sangat vital.
Demikian halnya, di puskesmas maupun rumah sakit. Sebagian petugasnya tetap bekerja seperti biasa. Melayani pasien yang datang berobat dan membutuhkan perawatan. Di berbagai fasilitas pelayanan publik yang lain pun demikian adanya. Ada petugas yang tetap bekerja seperti hari-hari biasa.
Maka terhadap mereka yang saat ini sedang bekerja dan berkontribusi untuk tetap terselenggaranya pelayanan publik yang tidak boleh berhenti dengan alasan liburan, apresiasi harus kita sampaikan. Meskipun peran mereka kurang terlihat karena dianggap sudah lazim tapi sesungguhnya peran seperti itu sangatlah bermakna.
Lalu lintas informasi masih kita saksikan sampai sekarang karena ada televisi yang terus mengabarkan berita. Lalu lintas orang di bandara, terminal, maupun pelabuhan terus berjalan karena ada petugas yang tidak pernah berhenti bekerja dan melayani di tempat-tempat itu.
Untuk sejumlah profesi dan bidang tertentu memang tidak mengenal liburan. Namun selalu ada cara untuk saling memudahkan. Seperti yang diterapkan di Puskesmas Singgani Kota Palu. Untuk memberikan kesempatan liburan lebaran kepada petugas yang beragama Islam maka tugas-tugas mereka untuk sementara diambilalih rekannya yang nonmuslim.
Cara serupa tentu diberlakukan pula di tempat-tempat yang lain. Makna yang dapat dipetik dari semua ini adalah bahwa perbedaan memang selalu menjadi rahmat bila disikapi dengan baik dan bijak. Perbedaan tidak harus membuat kita saling menjauh, curiga, dan bermusuhan. Perbedaan yang disikapi dewasa justeru menguntungkan satu sama lain. (**)