PALU – Tenaga Ahli Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Bidang Ekonomi dan Investasi, Ronny Tanusaputra, menyebut bahwa Provinsi Sulteng adalah daerah kaya dengan beragam potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang cukup berlimpah. Hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan sebutnya, juga diharapkan ber-impack positif dalam mendongkrak laju perkembangan ekonomi di Sulteng.
“Hanya saja masih banyak potensi di Sulteng yang belum digarap. Setiap Kabupaten punya potensi (Sumber Daya Alam),” kata Ronny saat berbincang di Podcast Show Radar Sulteng, Minggu (27/3) sore.
Ronny memetakan, di bagian timur Provinsi Sulteng tepatnya di Kabupaten Banggai, Banggai Laut, Banggai Kepulauan, Morowali, potensi SDA terletak pada nikel, salah satu hasil tambang berupa logam putih keperakan yang biasa digunakan sebagai bahan campuran untuk menghasilkan baja tahan karat dan beragam produk turunannya.
Sementara di bagian barat, Provinsi Sulteng menyimpan kekayaan tambang logam mulia seperti emas, yang tersebar di Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong hingga ke Buol. Tidak hanya dalam dunia pertambangan, Sulteng juga memiliki potensi hasil laut serta hasil perkebunan yang cukup berlimpah.
Salah satunya perkebunan sawit di wilayah Morowali. “Di Morowali kita ada PT IMIP, perusahaan yang mengelola nikel. Di Banggai kita ada perusahaan gas, LNG. Sementara di (bagian) Barat (Sulteng), dengan dibukanya IKN, jelas menjadi pintu pembuka untuk perkembangan ekonomi,” terangnya.
Meski potensi SDA di Sulteng cukup besar, namun Ronny menyebut, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sulteng masih harus ditingkatkan, ini menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng. Olehnya sambungnya, guna meningkatkan PAD Sulteng tersebut, Pemprov mulai mengakselerasi B2B (Business to Business) melalui perusahaan daerah.
“Makanya Gubernur Sulteng terus mendorong perusahaan daerah untuk melakukan kerjasama dengan pihak-pihak investor untuk mengelola SDA yang ada di Sulteng,” ungkapnya.
Perusahaan daerah yang terus didorong oleh Pemprov yakni, PT Pembangunan Sulteng yang kini telah membentuk tiga anak perusahaan, diantaranya PT Tambang Nikel Sulteng, PT Tambang Batu Sulteng dan PT Agri Maritim Sulteng. Dalam amatan Ronny, dipilihnya perusahaan daerah untuk melakukan kerjasama dengan para investor, lantaran akses mereka dalam bergerak lebih fleksibel guna melakukan B2B.
“Kedua, kita kan butuh banyak dana finansial untuk melakukan investasi, mau penyertaan modal dari pemerintah PAD kita masih kecil,” sebutnya.
Ronny mengurai, selama delapan bulan Gubernur menjabat, sudah ada beberapa kerjasama yang sementara dibangun dengan para investor, diantaranya dalam bidang energi, perkebunan, tambang batu dan nikel, dimana dalam beberapa bulan kedepan akan ada beberapa perusahaan yang mulai melakukan operasi.
Sementara itu, terkait hadirnya IKN di Kalimantan juga kata Ronny, diharapkan akan mampu mendorong perkembangan ekonomi di Sulteng. Salah satu sektor yang diprediksi akan mencuat, yakni bidang seni dan budaya.
“Karena budaya kita di Sulteng ini sangat banyak. Ini harus kita kelola, karena menurut saya ini adalah harta karun untuk Sulteng. Salah satunya situs megalit,” tutupnya.(ril)