PERISTIWATOLITOLI

Sudah Dua Hari Dokter Faizal Belum Ditemukan

Dilihat
Foto dokumen Dr. Faisal.
Foto lain, tampak kenderaan milik korban yang ditemukan ditepi jurang dan kondisi lampu masih menyala.

TOLITOLI, Radarsulteng.id – Dokter Faizal, spesialis Radiologi RSU Mokopido sejak Jumat (6/5) kemarin, sekitar pukul 23.30 wita dikabarkan hilang disekitar jalan poros Dusun Momunu Desa Lingadan Kecamatan Dako Pemean.

Berdasarkan keterangan Kapolres Tolitoli AKBP Ridwan Raja Dewa, sesuai laporan warga yang kebetulan melintas dijalan tersebut, melaporkan ke Polsek terdekat, telah menemukan sebuah motor merek Honda PCX warna silver tergeletak ditepi jurang dalam kondisi lampu masih menyala. Disekitar lokasi kejadian tersebut juga ditemukan jaket, dompet, helm serta sendal korban tidak berada dekat dengan kenderaan saat ditemukan.

” Sesuai laporan warga, kenderaan tersebut ditemukan sekitar pukul 23.30 Jum’at tengah malam. Mereka melakukan pencarian namun tidak menemukan korban disekitar TKP. Kami langsung memerintahkan personil melakukan pencarian,” jelas Kapolres Tolitoli.

Sari (35) warga Kelurahan Tambun, seorang saksi yang pertama kali menemukan kenderaan korban dan melaporkan kejadian tersebut menuturkan, saat menemukan kenderaan tergeletak ditepi jurang, langsung menghentikan kenderaanya. Awalnya ia mengira korban terjatuh kejurang tak jauh dari kenderaannya, namun saat berteriak memanggil dan tidak ada jawaban, ia mengaku langsung menghubungi pihak Polsek Dako Pemean.

” Saya bersama warga lain mencoba mencari sekitar jurang, karena berpikir korban terjatuh, tapi saat dipanggil-panggil tidak ada jawaban, bahkan ada beberapa warga yang turun mencari, tapi tidak menemukan. Makanya langsung cepat saya telpon polisi,” tuturnya menjelaskan.

Ia juga mengatakan, anehnya, tas yang berisi kartu penting dan beberapa barang seperti, helm, jaket dan sendal, ditemukan agak terpisah dari kenderaan korban.

” Kalau korban jatuh ke jurang, mestinya helm, jaket, sendal dan barang lainnya ikut juga, tapi anehnya, justru terpisah dan ditemukan dipinggir jalan, makanya saya langsung telpon polisi,” tutur Sari lagi.

Dokter Cyntia Kornelius istri korban menjelaskan, suaminya pamit dari rumah sekitar pukul 22.00 bertujuan membagikan sedekah atau bantuan berupa uang tunai kepada warga Desa Lingadan dan Kapas yang menjadi korban banjir bulan Maret lalu. Sekitar dua jam berikutnya ia mengaku justru mendapat kabar buruk, yang diketahuinya dari konfirmasi aparat kepolisian.

” Saya kaget justru mendapat kabar buruk, setelah polisi menelpon mengkonfirmasi kepastian kepemilikan kenderaan serta indetitas lain. Padahal beliau pamit untuk memberikan bantuan kepada korban banjir. Semoga beliau tidak apa²,” tutup istri korban.

Sementara Kepala  Desa Lingadan Mashuri kepada Radar Sulteng Sabtu kemarin, mengaku, tidak berselang lama usai memberikan bantuan langsung kepada sedikitnya 35 warganya yang menjadi korban banjir pada tanggal 23 Maret 2022 lalu, tiba mendapat berita bahwa korban mendapat musibah.

” Saya langsung ke lokasi kejadian, menemukan sudah banyak orang disana, membantu mencari, tapi hasilnya tidak menemukan. Saya cari sampai kejurang, tidak ada tanda-tanda,” tutur Mashuri.

Dijelaskannya, ia sempat mengawal langsung korban saat membagikan bantuan kepada 35 warganya, yang  masing – masing  diberi bantuan sebesar  Rp 500.000, dengan total sekitar 17 juta rupiah.

” Sesuai keterangan beliau, katanya akan melanjutkan pemberian bantuan untuk warga Desa Kapas, yang juga menjadi korban banjir. Beliau pamit, tidak lama sudah mendapat kabar buruk,” ujar Mashuri.

Sampai dengan pukul 16.30 Sabtu kemarin, beberapa pihak, seperti aparat kepolisian, tim Bazarnas, kelompok Wahda Peduli serta dibantu masyakat setempat masih melakukan pencarian, namun belum menemukan korban. (yus)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.