
PALU – Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana Sulawesi Tengah, Minggu (16/12) menggelar bakti sosial di Pura Agung Wana Kerta Jagatnatha, Kota Palu. Kegiatan ini merupakansalah satu bentuk pengabdian untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah yang secara keseluruhan merupakan bantuan tunai dari Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia.
Dengan mengusung tema melalui kegiatan bhakti sosial civitas akademika STAH Dharma Sentana berpartisiapasi mewujudkan Sulteng bangkit pascabencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi. Ketua STAH Dharma Sentana Gede Merthawan Ssos Msi mengatakan, ada beberapa kegiatan yang di laksanakan yakni, trauma healing yang diikuti seluruh dosen dan mahasiswa STAH Dharma Sentana beserta seluruh siswa-siswi Pasraman Jagatnatha Palu.
“Pentingnya kegiatan ini mengingat banyak dari korban bencana alam mengalami trauma dan ketakutan, terutama pada anak-anak . kalau trauma helaing sendiri diuatamakan kepada anak-anak, dengan memberikan program Yoga Surya Namaskara, Hasya Yoga, meditasi dan beberapa games,” ungkapnya kepada Radar Sulteng.
Masih kata Gede, selain kegiatan tersebut, dia juga menyalurkan berbagai macam bantuan kepada korban bencana pasigala, terutama bagi umat Hindu yang ada di Kota Palu dan Kabupaten Sigi. Khusunya bagi korban yang kehilangan tempat tinggalnya. “Ada 27 orang yang dibantu, baik itu semen, seng dan tripleks. Serta bantuan ke PHDI Provinsi Sulteng untuk pura agung wan kerta jagatnatha sebesar Rp 10 juta,” sebutnya.
Kegiatan seperti ini kata dia tidak hanya di Kota Palu, pasalnya kegiatan semacam ini akan kembali di laksanakan pada (23/12) di kabupaten Donggala. “Kegiatannya kurang lebih sama seperti ini, kami juga akan menyalurkan beberapa bantuan logistik disana. Serta bantuan untuk pura Tanampulu yang mengalami kerusakan,” tuturnya.
Dengan adanya kegiatan bakti sosial ini, Gede berharap warga Pasigala yang menjadi korban untuk tidak larut dalam kesedihan, dan secepatnya bisa bangkit. “Dengan bencana ini kan merupakan ujian dari Tuhan, jadi bagaimana kita bisa introspeksi diri yang lebih bagus kedepan sesuai dengan tataran agama yang sudah ada. Jadi hidup itu memang tetap ada masalah, besar kecil tergantung dari pada kondisi pelaku itu sendiri, oleh karena itu kita tidak bisa diam di situ dan harus bangkit,” tutupnya. (win)