BERITA PILIHANDAERAHHUKUM KRIMINALNASIONALSULAWESISULTENG

Sindikat Praktik Curang UTBK-SMBPTN Masuk Palu

AKSI CURANG : Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Perencanaan, Dr. Munari, ST., SH., MM , (Kiri) saat mengintorgasi ketiga peserta yang ditemukan curang saat pelaksanaan UTBK-SBMPTN Untad, Jumat (16/4). (DOK HUMAS UNTAD)
Dilihat

PALU – Panitia Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Universitas Tadulako kembali menemukan peserta UTBK yang melakukan aksi kecurangan saat ujian tengah berlangsung Jumat (16/4). Koordinator Pelaksana UTBK Untad, Dr Yutdam Mudin MSi mengatakan dalam pelaksanaan UTBK panitia kembali menemukan 3 orang peserta yang melakukan kecurangan.

Setelah sebelumnya Rabu (14/4) tim UTBK Untad juga menemukan pelaku praktik curang saat pelaksaan ujian sedang berlangsung.
“Dua peserta mengikuti ujian di SMKN 3 dan 1 peserta lainnya di Untad,” beber Dr Yutdam.

Yutdam menambahkan, modus kecurangan itu sama seperti kejadian sebelumnya, ketiganya ditemukan menggunakan barang bukti berupa gawai, baju kaos berwarna hitam, modem, dan headset yang sudah dimodifikasi.

Dengan menggunakan aplikasi Teamviewer kamera gawai tersebut bisa menyorot soal yang tertera pada layar monitor komputer, sehingga peserta cukup menunggu arahan telepon dari “joki” yang sudah tersambung melalui gawai. Barang bukti tersebut kini telah diamankan oleh pihak Untad.

“Peserta yang berinisial AL, MAT dan IS mengambil tes masuk perguruan tinggi di Untad dengan pilihan jurusan Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) dan jurusan Farmasi Unhas,” ungkap Yutdam.

Setelah diperiksa lebih lanjut oleh panitia, kata Yutdam ketiganya mengakui bahwa mereka diiming-imingi dapat lulus di program studi favorit mereka dengan bantuan joki dan harus membayar sejumlah uang dengan nominal hingga Rp 300 juta untuk fakultas kedokteran dan Rp 120 juta untuk jurusan farmasi. Mereka mengungkapkan bahwa sebelum mengikuti ujian, ketiganya harus membayar uang muka 20 juta rupiah sebagai tanda jadi.

“Sudah pasti ini sindikat. Dan ini sindikat dari Sulawesi Selatan, karena rata-rata SMA nya dari sana dan memilih tempat ujian di Untad. Rata-rata anak-anak ini barusan datang ke Palu dan mereka ada yang jemput. Yang kita sayangkan ini pasti ada pembicaraan juga dengan orang tua, karena menyangkut uang besar. Kami juga sesalkan masih ada orang tua yang cari cara seperti ini,” imbuhnya

Diakui Yutdam kejadian serupa juga telah terjadi di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Namun kejadian terbanyak masih terjadi di Untad. Yutdan juga menegaskan bahwa tidak ada oknum Untad yang terlibat dalam kejadian ini, namun kejadian tersebut murni dilakukan oleh oknum sindikat.

“Sangat tidak ada, kalau oknum itu bekerja dengan Untad mungkin di bagian distribusi panitia, tapi itu full murni saya sendiri yang distribusikan. Tapi tidak mungkin karena itu terdistribusi acak, dan itu saya yang kendalikan, jadi tidak ada oknum Untad terlibat,” tegas Yutdam.

Sementara itu, Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Perencanaan, Dr. Munari, ST., SH., MM menyayangkan kejadian tersebut sekaligus mengapresiasi kinerja panitia UTBK yang berhasil menguak kecurangan tersebut.

“Kami sangat menyayangkan kejadian tersebut terjadi lagi. Belajar dari pengalaman sebelumnya, panitia memang harus lebih teliti dan cermat saat melakukan proses pemeriksaan sebelum ujian dimulai. Untuk itu kami sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan panitia pada hari ini sehingga bisa menguak kecurangan ini,” kata Munari.

Pihak Untad sudah melaporkan kasus tersebut ke Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka ketiga peserta tersebut dinyatakan gugur kepesertaannya dalam UTBK – SBMTN tahun 2021. (win)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.