DONGGALA – Sebanyak 17 pelaku Distructif Fishing telah diamankan oleh Direktorat Polisi Peraian dan Udara (Ditpolairud) Polda Sulteng.
Dimana pelaku melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan alat peledak Bom dengan ukuran botol dan jerigen. Selasa (9/8) polisi menggelar barang bukti dan tersangka dalam dua kasus yang ditangani di bulan Agustus.
Kabidhumas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Supranoto menyampaikan bahwa kasus yang diungkap ada dua dalam kurun waktu dua hari berturut-turut, pertama tanggal 3 Agustus 2022 di perairan Tombaton Kabupaten Banggai Laut dan kedua tanggal 4 Agustus 2022 di perairan Pulau Karantu Desa Kalerong Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali.
“Penangkapan di perairan Tombaton Banggai Laut telah diamankan Kapal Kayu, tanpa nama berikut mesinnya, beberapa bom ikan dan peralatan lain serta 16 pelaku Destructif Fishing. Sedangkan pelaku yang diamankan di Bungku Selatan 1 hanya orang,” katanya.
Kronologi penangkapan, awalnya pelaku yang diamankan di Banggai Laut mencoba melarikan diri, kemudian dikejar selama satu setengah jam, dan polisi berhasil mengamankan, kemudian petugas naik ke atas kapal. Disitulah terjadi perlawanan dan salah satu residivis pelaku Bom ikan merebut senjata, maka pihak kepolisian mengambil tindakan tegas.
“Dan pelaku berhasil dilumpuhkan, kemudian anggota kami menjadi korban saat melakukan tindakan tersebut, keduanya jatuh ke laut, dan senjata laras panjang juga ikut terjatuh,” kata Didik.
Kemudian senjata juga sudah berhasil ditemukan oleh tim penyelam Ditrektorat Polda Sulteng. Kemudian terkait barang bukti yang ada dapat disaksikan ada jerigen 5 liter dan jerigen 20 liter yang dijadikan bom ikan.
“Sedangkan untuk yang satu botol bom ikan saja sudah bisa merusak terumbu karang yang ada di dasar laut tidak hanya ikan. Untuk diketahui dari barang bukti yang ada sekitar 3 ton bisa dibayangkan berapa kerusakan yang ada dilaut,” ujar Didik.
Dirpolairud Polda Sulteng, Kombes Pol Indra Rathana, menyampaikan bahwa atas kejadian tersebut banyak luasan terumbu karang yang rusak, dan berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan dikemudian hari.
“Kami juga melakukan perkembangan berkaitan dengan racikan untuk membuat Bom ikan, seperti pupuk dan lainnya,”tambahnya.(who)