TOUNA-Masyarakat di Kabupaten Tojo Unauna (Touna) kini mulai resah dengan ketiadaan pesawat reguler yang biasanya melayani rute menuju Bandara Tanjung Api Kabupaten Touna. Dulunya ada yaitu dari Maskapai penerbangan Susi Air, namun minggu ini sudah tidak ada lagi sejak Senin 18 Juli 2022.
Dampak ketiadaan pesawat yang melayani rute Tanjung Api Susi Air, yang membuka akses menuju Pulau Togean dan Pulau Bukabuka Touna ini dari beberapa destinasi pariwisata yang ada telah memengaruhi kedatangan turis dari mancanegara (wisman). Ada sekitar 20 usaha pariwisata di Togean. Sedangkan di Pulau Bukabuka hanya satu, yaitu Resort Reconnect Island.
Seperti yang dikemukakan oleh salah satu pengusaha wisata laut di Pulau Bukabuka kepada Radar Sulteng, yakni Thomas Despin, ketiadaan pesawat reguler di Touna membuat pariwisata Bukabuka ikut lumpuh. Animo kedatangan Wisman menurun. Inilah dampak negatif paling besar untuk wisatawan asing, karena dia kasihan datang dari jauh, terus sudah sampai di Sulawesi tetapi susah masuk ke Touna.
Namun kata Thomas, wisatawan domestik tetap masih ada, yang datang dari Palu dan Luwuk, mereka terpaksa naik mobil sekitar 5 jam perjalanan dari Luwuk, atau 8 jam dari Kota Palu.
“ Iya, terus terang ketiadaan pesawat Susi Air yang melayani rute Bandara Tanjung Api sangat berdampak bagi usaha wisata laut di Kabupaten Touna, khususnya kami yang ada di Pulau Bukabuka ini, “ ungkap Thomas Despin, pemilik Resort Reconnect Island kepada Radar Sulteng, Kamis (21/07/2022).
Hal yang sama juga disampaikan Sihkami Denting, pemilik Togo Eang Ecolodge/Togean Natural, tidak bisa berbuat apa-apa lagi, hingga resortnya-pun kini konsepnya dirubah menjadi pabrik sabun. Sangat disayangkan. Dan ini merugikan pemerintah daerah sendiri, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Touna dipredisksi akan berkurang dari sektor pariwisata ini. Padahal, pemerintah pusat sangat mendorong agar pendapatan dari ekonomi kreatif harus ditingkatkan. Ketiadaan pesawat ini sama dengan membunuh atau mematikan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif itu sendiri.
“Sangat disayangkan, tempat seindah Togean masih sangat sulit untuk dijangkau. Sebagai pengusaha resort selama pandemik Covid-19, saya rubah konsep menjadi eco-factory dengan pembuatan sabun alami dari minyak kelapa, “ kata Sihkami.
Menurutnya, dengan Togean Natural, program pemberdayaan perempuan ini berharap bisa mengharumkan nama Pulau Togean dan bisa membawa banyak turis.
“Akan tetapi, dengan minimnya pengelolaan jasa transportasi ke Togean, ini merupakan sebuah kemunduran yang siginifikan bagi potensi pariwisata, “ tandasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Touna, Jafar Muhamad Amin, yang juga Ketua Fraksi NasDem, memberikan pandangannya saat dikonfirmasi media ini. Menurut Jafar, salah satu yang membuat daerah itu maju dan cepat berkembang itu adalah kemudahan atau aksesibilitas untuk menuju daerah tersebut.
“Olehnya itu, Bupati Tojo Unauna sebelumnya Damsyik Ladjalani telah membangun bandara dan alhamdulillah bandara tersebut selesai pada saat beliau berhasil masa jabatan pada periode keduanya. Nah selanjutnya di periodeisasi kepemimpinan Bupati sekarang Mohammad Lahay ada penerbangan Lion Air, dan sampai dengan masa Covid-19 melanda dunia penerbangan jadi terhenti. Kemudian, ada penerbangan Susi Air tapi terhenti lagi, “ beber Jafar.
Inilah kata Jafar, sangat berpengaruh terhadap arus kunjungan ke Touna, karena tinggal penerbangan ini satu-satunya yang bisa diharapkan. Karena itu, selaku anggota DPRD Touna dirinya mengharapkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Touna agar bisa melobi ke pemerintah pusat tetap ada penerbangan yang menghubungkan Touna dengan daerah luar.
“ Apakah itu dari Lion Air atau dari maskapai Susi Air, yang terpenting ada penerbangan. Apalagi sekarang sudah memasuki musim kunjungan wisman yang akan masuk ke destinasi di Kabupaten Tojo Unauna, khususnya di Kepulauan Togean dan Pulau Bukabuka. Apabila ini terhenti, maka akan berpengaruh terhadap kunjungan ke daerah ini, “ tegasnya.
Hal yang lain, tambah Ketua PHRI Touna ini, agar Pemkab Touna juga bisa membuka akses kapal ferry yang bisa menghubungkan Toboli dan Kepulauan Togean pulang pergi (PP).
“ Kalau ini terbuka, maka geliat pariwisata di Sulawesi Tengah semakin berkembang. Karena penerbangan kapal sangat lancar, dan Palu Toboli hanya ditempuh dalam waktu dua jam saja. Selanjutnya menuju Kepulauan Togean. Dan ini juga akan berdampak baik terhadap pariwisata di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Kabupaten Sigi, dan di Kabupaten Donggala, “ pungkasnya.
Terkait dengan ketiadaan pesawat reguler Susi Air ke Touna, kepada media ini Kepala Bandara Tanjung Api Fitrajaya Siwu, ST, mengatakan, yang perlu dipahami adalah rute Palu-Ampana itu tidak ditutup.
“ Tidak adanya penerbangan saat ini, oleh karena terbatasnya anggaran subsidi penerbangan perintis yang hanya bisa melayani sampai pertengahan bulan Juli 2022, “ jelas Kepala Bandara, Fitrajaya Siwu.
Dikatakan Fitrajaya, saat ini sedang diusahakan agar penerbangan bisa berjalan sesuai harapan kita semua. Namun belum dapat dipastikan kapan rute perintis mendapatkan penambahan alokasi anggaran di tahun 2022 ini.
Lalu, bagaimana tanggapan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Touna ? Seperti yang disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Touna, Muhammad Arsyad, SE., M.Si, kepada Thomas Despin, ia menyatakan sangat berterima kasih atas masukan dan motivasi pemilik Resort Reconnect Island di Pulau Bukabuka ini, yang telah bekerja keras memaksimalkan program pariwisata.
“ Saya berterima kasih kepada bapak Thomas sudah memberikan motivasi untuk saya. Selalu bekerja lebih maksimal atas program penunjang pariwisata, termasuk salah satunya adalah bagaimana mengaktifkan kelancaran Bandara Tanjung Api. Di Dinas Pariwisata kami tetap berusaha untuk membenahi asksebilitas di Kabupaten Tojo Unauna, utamanya Bandara, “ kata Kadis Pariwisata Muhammad Arsyad kepada Thomas Despin.
Menanggapi hal itu, Thomas kemudian menjelaskan, kalau bisa dipastikan sebenarnya ini rute diatur antara Dinas Perhubungan pusat (Kemenhub) dan pihak Susi Air. Artinya, Dinas Pariwisata mengusahakan sebaik mungkin untuk mendorong sektor pariwisata. Tetapi keputusan itu ada di Kemenhub dan pihak airline.(mch)