PALU-Anggota Komisi XI DPR RI, H. Muhidin Said bersama Bank Indonesia melakukan sebuah pertemuan dan silaturahmi dengan pelaku usaha UMKM se Sulawesi Tengah (Sulteng) di Kota Palu, Rabu (29/12).
Pertemuan itu merupakan umpan balik dari sebuah proses pensejahteraan kepada masyarakat yang diterpa bencana, baik bencana alam maupun bencana non alam Covid-19 yang melanda Indonesia dan khususnya di Sulteng.
Pada kesempatan pertemuan ini, anggota DPR RI H. Muhidin Said berdiskusi banyak dengan pelaku usaha UMKM yang datang dari berbagai kabupaten di Sulteng. Muhidin menanyakan perkembangan usaha mereka setelah mendapatkan stimulus dari pemerintah yang difasilitasi oleh Bank Indoensia sebagai mitra dari Komisi XI DPR RI yang membidangi Ekonomi, Keuangan dan Perbankan ini.
Saat dialog dengan pengusaha UMKM Maknil, sebuah pabrik roti di kawasan Talise Valangguni Kecamatan Mantikulore Kota Palu, Muhidin menerima banyak informasi bahwa usaha UMKM ini telah maju pesat, bahkan pekerjanya terus bertambah sebagai pertanda bahwa usaha itu tidak sia-sia, dan ada pertanggungjawabannya yakni kemajuan usaha.
“ Ini sebuah perkembangan baik. Testimoni ibu Milam. Mendapatkan bantuan mesin press roti. Paling tidak membuka lapangan kerja baru. Sehingga lebih baik ke depan, ” harap Muhidin.
Dalam testimoni beberapa pelaku UMKM, mengungkapkan betapa terbantunya mereka dari sentuhan bantuan H. Muhidin Said di Sulawesi Tengah.
Misalnya, pengusaha UMKM dari Maknil Roti Palu, juga dari Ampana Touna, pak I Ketut seorang tukang jahit yang sudah sukses. Usahanya terus berkembang, lengkap sarana dan prasarana setelah bertemu dengan tim H. Muhidin Said ketika berkunjung ke Ampana Kabupaten Tojo Unauna (Touna).
” Saya dari Touna, dilihat oleh pak Haji (Muhidin Said) bersama timnya, kemudian saya ajukan permohonan dan proposal, dan ternyata saya dibantu kebutuhan usaha saya, ” kata Ketut.
Dijelaskan Muhidin dalam dialog, untuk bantuan itu 30 orang. Terus berkembang. Pertanyaan ini disampaikan pemilik Maknil Roti, tentang prosedur bantuan dan pencairan bantuan serta sasaran bantuan siapa saja, berapa jumlahnya.
” Saya mengajukan proposal itu tahun 2020, dan cair nanti bulan Mei 2021. Saya mau bertanya, saya ajak rekan usaha, ini mahasiswa untuk membuat angkringan. Masalahnya adalah akta tanah. Tapi usaha mereka ada,” tanya Maknil.
Dijawab Muhidin kalau tidak ada akta tanah itu tidak bisa. Harus ada tanahnya. Jelas tempatnya atau lokasinya. Salah satu persyaratannya untuk mendapatkan bantuan usaha adalah tempat usaha, ” ungkap Muhidin
dalam dialog kemarin.(mch)