EKONOMI

RTG Pelabuhan Pantoloan Rusak, Bongkar Muat Peti Kemas Terganggu

Dilihat
RTG yang bermasalah berada di Pelabuhan Pantoloan Palu, Selasa (6/6). Foto lain, kapal Temas Line berkapasitas 2750 muatan peti kemas alami keterlambatan berangkat dari dermaga Pelabuhan Pantoloan, Selasa (6/6). (Foto: Mugni Supardi)

PALU – Satu dari dua unit Rubber Tired Gatry (RTG) milik PT Transindo Interdwipantara Pantoloan Palu, Sulteng, tidak beroperasi dan kini sedang dalam perbaikan.

Pantaun Radar Sulteng di Pelabuhan Pantoloan kemarin siang, ada satu kapal milik PT Telaga Mas sedang bersandar. Kapal berkapasitas 2750 box peti kemas ini diketahui sudah delapan hari di Pelabuhan Pantoloan. Akibatnya, skedul pemberangkatan kapal dengan tujuan, Pelabuhan Makassar, Tanjung Perak Surabaya dan Tanjung Priuk Jakarta berubah. Bahkan, empat kapal lagi menunggu antrean sehingga proses bongkar muatan di Pelabuhan Pantoloan mengalami penundaan.

Sering rusaknya, rubber tired gatry (RTG) di terminal Pelabuhan maupun container crain (CC) yang ada di dermaga Pantoloan dikeluhkan para pengusaha yang tergabung dalam organisasi Indonesian National Shipowners Association (INSA) di Sulteng. Kepada Radar Sulteng, para pengusaha yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, akibat sering rusaknya RTG maupun CC yang berada di Pelabuhan Pantoloan, pihaknya sering mendapat komplain dari pengguna jasa pelayaran barang. ‘’Harusnya pemerintah melalui Pelindo sudah memikirkan permasalahan di Pelabuhan Pantoloan bila ingin menjadi pelabuhan skala Internasional. Informasinya, RTG maupun CC yang dimiliki Pelabuhan Pantoloan barang bekas sehingga sering rusak,’’ keluhnya.

Manager Operasi Pelindo  IV Pantoloan, Hamsah, mengatakan kerusakan satu RTG tersebut mengganggu arus bongkar muat barang di Pelabuhan Pantoloan Palu.

“Kami memiliki dua RTG yaitu RTG 01 dan RTG 02, yang tidak beroperasi itu RTG 02, jika tidak salah sejak Jumat (2/6) mulai ada gangguan. Tapi, Info teknisi kami sudah mengetahui penyebabnya, tinggal menunggu alat saja, estimasinya belum bisa ditentukan,” kata Hamsah dihubungi Radar Sulteng, kemarin (6/6).

RTG adalah perangkat untuk memindahkan peti kemas di lapangan penumpukan pelabuhan. Menurut Hamsah, saat ini satu unit RTG  yang mengalami kerusakan tersebut, sedang dalam perbaikan dan akan segera beroperasi kembali.

“Akan secepatnya ditangani dan beroperasi kembali. Teknisi sulit mencari komponen yang bermasalah sebelumnya, tapi ini sudah ketahuan, semoga segera pulih. Meskipun hanya satu yang rusak, tapi cukup berpengaruh,” katanya.

Hamsah mengungkapkan, meskipun memiliki alat terbatas pihaknya masih memiliki kesiapan alat apabila ada kondisi alat lain yang mengalami kerusakan. Apabila RTG mengalami kerusakan Hamsah mengakui masih bisa diantisipasi dengan satu unit Reach Tacker (RS), dua unit forklift berukuran besar, tiga unit forklift berukuran kecil. Di dermaga juga ada Container Crane (CC) dan laving crane yang kondisinya baik.

“CC ini yang rencana akan kami tambah mendatang, guna untuk meningkatkan fasilitas layanan di Pelabuhan. Apalagi CC yang sekarang sering ada masalah, namanya juga alat, apalagi mengangkat barang berat pasti ada masalah sekali-kali,” sebutnya.

CC ini memiliki kemampuan operasional sebanyak 25 box peti kemas per jam, sedangkan laving crane berkapasitas rata-rata 15 sampai 18 box per jamnya. Pelindo IV mengukur kemampuan kapasitas pelabuhan Pantoloan Palu itu bisa menampung 215 ribu box per tahunnya.

“Kalau sudah mentok di 215 ribu box kita bisa tambah alat lagi. Rencananya tetap ada, tapi belum tahun ini, karena kalau ingin menambah alat kita juga ada tambahan kontainer yang masuk dari yang biasanya. Hitungan sekarang cukup dengan satu alat, yaitu CC yang di dermaga itu,” tutup Hamsah.  (acm)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.