BERITA PILIHANDAERAHJAWA & BALIKALIMANTANNASIONALNUSANTARAOLAHRAGAPALU KOTAPERISTIWASULAWESISULTENGSUMATERA

Ricky Soebagdja : Selain di Jawa, Kualitas Pelatih Belum Memadai

BERSAMA LEGENDA : Ricky Soebagdja (tengah) didampingi Gufran Ahmad (kanan) saat bincang hangat di Podcast Show Radar Sulteng, Minggu (27/3). (FOTO. MUGNI SUPARDI)
Dilihat

PALU – Ricky Soebagdja, salah satu pebulu tangkis ganda putra legendaris dunia milik Indonesia, yang berhasil menjuarai hampir seluruh turnamen bergensi dunia, seperti Medali Emas Olimpiade, Asian Games, Juara Dunia, dan Juara All England, menyempatkan waktu untuk berbincang di Podcast Show Radar Sulteng, Minggu (27/3).

Ricky sendiri datang ke Kota Palu dalam rangka pelatihan pelatih yang dilaksanakan oleh Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Sulteng. Saat disinggung terkait kualitas pelatih di Sulteng, menurutnya untuk di luar Pulau Jawa, secara umum para pelatih masih belum memadai dalam kapasitas ilmu serta kualitas para pelatih bulu tangkis.

Justeru dengan adanya pelatihan pelatih yang dilaksanakan PBSI Sulteng ini, kata pasangan ganda putra Rexy Mainaky ini untuk menambah kualitas para pelatih. “Sebetulnya itu kekurangannya, tidak hanya di Sulteng, utamanya yang ada di luar pulau Jawa. Karena mungkin program-program pelatihannya serta Sarana dan Prasarana (Sarpras) yang belum memadai,” Demikian disampaikan Ricky Soebagdja saat berbincang di Podcast Show Radar Sulteng, Minggu (27/1) siang.

Ricky berpesan, jika ingin meraih prestasi tertinggi dalam dunia bulu tangkis, dibutuhkan mental yang siap serta pola pikir yang berbeda. “Seorang atlet memang berbeda dari orang lainnya, jadi ini dulu harus diubah,” pesannya.

Sementara itu, Ketua PBSI Sulteng, Gufran Ahmad yang mendampingi Ricky Soebagdja di Podcast Show Radar Sulteng juga menambahkan, dalam kegiatan pelatihan pelatih ini ada 18 orang pelatih bulu tangkis asal Sulawesi Tengah (Sulteng) yang telah menjalani proses seleksi, guna mendapat lisensi Badminton World Federation (BWF) level 1.

Lisensi BWF level 1 ini adalah program latihan dasar, dimana fokus pelatihannya ialah para atlet usia dini dan remaja. “Sebagai bentuk pemerataan pelatih yang ber-lisensi BWF,” kata Gufran Ahmad.
Pelatihan pelatih berlisensi BWF yang baru pertama kali dilaksanakan di Sulteng itu, bertujuan untuk menyiapkan atlet-atlet muda berprestasi di masa-masa mendatang.

Lanjutnya, salah satu upaya PBSI Sulteng guna menyiapkan atlet-atket daerah yang berprestasi tersebut, dibutuhkan para pelatih yang memiliki pengetahuan dan keilmuan dalam memberikan materi pelatihan yang akan dikonsumsi para atlet. “Kita di Sulteng ada juga pemain Pelatnas mengikuti sebagai peserta pelatih,” terang Gufran.

Dalam data milik PBSI Sulteng urai Gufran, untuk pelatih sekaliber lisensi BWF level 1 di Sulteng jumlahnya masih sangat sedikit, yakni ada sekitar 4 orang. Ia juga meyakini, waktu mereka dalam memberikan materi pelatihan juga terbatas, lantaran kesibukan lain di luar kegiatan melatih atlet. “Olehnya, pelatihan ini perlu dilakukan,” tutupnya.(ril)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.