PALU KOTA

Puskesmas Sangurara Dikunjungi Lembaga Internasional dan Jurnalis Asing

PEDULI REMAJA: Perwakilan UNFPA foto bersama Kepala Puskesmas Sangurara dan Jurnalis Asing di depan Posyandu Remaja, Kelurahan Duyu. FOTO: AGUNG
Dilihat

PALU – United Nations Population Fund (UNFPA) melakukan kunjungan ke Puskesmas Sangurara, Kelurahan Duyu, Selasa (1/11/2022). Kehadiran UNFPA ini, guna melihat dari dekat implementasi dari program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) lewat Posyandu Remaja yang dimiliki oleh Puskesmas Sangurara.

Posyandu Remaja di bawah Puskesmas Sangurara, dinilai menjadi salah satu contoh keseriusan pemerintah terkait masalah kesehatan reproduksi (Kespro) remaja. Lembaga internasional yang bergerak di bidang kependudukan ini, juga ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia khususnya di Kota Palu punya upaya kontijensi dalam masalah kependudukan, salah satunya di posyandu remaja. Untuk itu lah UNFPA mengajak sejumlah jurnalis asing dan media nasional.

Perwakilan UNFPA Indonesia, Elisabeth Sidabutar bersama sejumlah jurnalis itu, diterima Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu, Ilham bersama Kepala Puskesmas Sangurara, drg Akmal Eddy Madda, di aula Puskesmas Sangurara. Dalam audiens tersebut, UNFPA bersama para jurnalis asing dan nasional dari Jakarta ini, ingin mengetahui lebih jauh seperti apa Posyandu Remaja yang telah ada sejak 2019 silam tersebut.

Di hadapan perwakilan lembaga di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ini, Kepala Puskesmas Sangurara menyampaikan, bahwa Posyandu Remaja yang ada ini telah berjalan dengan baik. Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) pun dilakukan dengan maksimal di Posyandu Remaja ini.

Posyandu Remaja yang didirikan sejak pascabencana melanda Sulawesi Tengah, tetap berjalan meski pandemi Covid-19. Ada sekitar 10 Posyandu Remaja yang ada di Puskesmas Sangurara. Pelayanan setiap sebulan sekali, rutin dilakukan di Posyandu Remaja itu.

“Remaja yang kami ajak datang ke Posyandu Remaja, kami berikan vitamin zat besi, juga edukasi tentang reproduksi juga konseling-konseling,” terang Akmal.

Lewat Posyandu Remaja ini pula, pihak Puskesmas Sangurara mengedukasi remaja, agar terhindar dari penyalahgunaan narkotika serta seks bebas. Juga mengedukasi agar para remaja tidak melakukan pernikahan terlalu dini, yang bisa berdampak kepada tumbuh kembang anak yang dilahirkan.

“Upaya-upaya PKPR ini terus kita lakukan. Kami juga memiliki disaster plan, yang didalamnya juga memperhatikan tentang kepentingan para remaja jika terjadinya bencana,” ungkap Kepala Puskesmas Sangurara.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu, Ilham mengungkapkan, bahwa Pemerintah Kota Palu sangat menaruh perhatian khusus terkait kesehatan reproduksi remaja. Salah satunya yang menjadi perhatian, yakni terkait tingginya kasus nikah muda. Pemerintah Kota Palu bersama Kanwil Kementerian Agama telah bekerjasama guna mencegah terjadinya pernikahan dini, yang berakibat pada gangguan kesehatan reproduksi bagi remaja.

“Jadi kami dengan Kanwil Kemenag sudah bekerjasama, bila ada remaja yang mengusulkan untuk menikah, harus terlebih dahulu memeriksakan dirinya ke Puskesmas terdekat untuk dilihat apakah yang bersangkutan sudah siap untuk menikah, baik dari segi kesehatan reproduksimaupun kesehatan mentalnya itu sendiri,” ungkap Ilham.

AUDIENS: Perwakilan UNFPA menyempatkan foto bersama staf Puskesmas Sangurara dan Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu. FOTO: AGUNG

Dia pun menyampaikan rasa terimakasihnya kepada UNFPA, yang sudah menjadikan Puskesmas Sangurara contoh fasilitas kesehatan yang benar-benar konsen terhadap kesehatan reproduksi remaja. Terpisah, Perwakilan UNFPA Indonesia, Elisabeth Sidabutar menyampaikan, kunjungan UNFPA bersama sejumlah jurnalis asing dan media nasional ini, ingin berbagi cerita-cerita baik terkait pelayanan kesehatan terhadap remaja.

“Kami pilih Puskesmas Sangurara, karena kami anggap cukup kuat melakukan layanan posyandu remajanya. Sebagaimana kita ketahui jumlah penduduk Indonesia ini 30 persennya adalah remaja, jumlah yang cukup besar itu jadi peluang dan kerentanan tersendiri,” tutur Elisabeth.

Salah satu Posyandu Remaja yang dikunjungi UNFPA kemarin, adalah Posyandu Remaja di Kelurahan Duyu. Di tempat pelayanan terpadu khusus remaja ini, Elisabeth menilai, apa yang menjadi SOP dari Kemenkes bersama UNFPA sudah dijalankan dengan baik. Termasuk menjalankan Posyandu Remaja yang inklusi. “Tadi kalau kita lihat tidak hanya anak-anak remaja biasa saja yang ada, tapi remaja disabilitas juga terlayani dengan baik di posyandu ini,” tutupnya. (agg)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.