PALU – Sekitar 30-an peserta Kader Pusbang DePSA (Pusat Pengembangan Deradikalisasi dan Sosio Akademik) Universitas Tadulako (Untad) Palu, Minggu (28/4) melakukan praktik lapangan layaknya sebagai Jurnalis. Tiga narasumber yang menjadi target wawancara yakni, Kebangpol Sulteng, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Palu dan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulteng.
Mereka dibagi tiga kelompok. Saat mendatangi narasumber para peserta pelatihan jurnalistik tersebut didampingi panitia yang sebagian besar wartawan Zetizen Radar Sulteng. ‘’ Kegiatan praktik lapangan itu tujuannya untuk memberikan pengalaman kepada peserta seperti soal tugas seorang wartawan,’’ kata PIC Zetizen Radar Sulteng, Nur Soimah Ulfa.
Karena peserta adalah Kader Pusbang DePSA (Pusat Pengembangan Deradikalisasi dan Sosio Akademik) maka dipilih instansi yang selaras dengan visi mereka.
Intinya, para peserta yang merupakan generasi milenial diperluas pengalamannya dengan bertemu dengan pihak-pihak yang berkompeten di bidangnya.
Menurut Uki-panggilan Nur Soimah Ulfa, visi ini kemudian direlevankan dengan situasi terkini, yakni adanya ancaman perpecahan pasca Pilpres dan bisa menjadi bahan oknum untuk menimbulkan kekacauan di tengah masyarakat. ‘’Nah, peserta ke 3 intansi (MUI, Kesbangpol, dan FKPT) untuk menggali lebih dalam seperti apa tupoksi mereka untuk pencegahan terdahap ancaman itu (radikalisasi). Utamanya, yang membawa isu SARA,’’ tegasnya.
Menurut Uki, dari praktik lapangan melakukan wawancara ini, peserta ditantang untuk menuliskan hasil wawancara kedalam artikel berita dan masing-masing peserta saling berkompetisi meributkan tim terbaik. Ada 6 tim beranggotakan 5 orang, yang bersaing menuliskan artikel berita terbaik hasil dari praktik wawancara.
‘’Inilah yang membuat peserta tidak hanya diperluas wawasannya tetapi juga mendapatkan pengalaman berharga karena bisa berperan sebagai seorang jurnalis (melihat persoalan radikalisme dari presfektif jurnalistik),’’ demikian kata gadis 32 tahun ini.
Kepala Bidang Penelitian FKPT Sulteng, Dr Muhtadin Dg Mustafa MHi mengungkapkan rasa bangga karena telah bertemu jurnalis muda yang diprakarsai oleh Harian Radar Sulteng. Banyak hal yang didiskusikan antara lain tentang isu-isu pasca pemilu 17 April 2019, dan peran tokoh agama dan organisasi keagamaan serta Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) Sulteng untuk meredam isu-isu hoax yang bisa mengarah pada disintegrasi bangsa dan menciderai kerukunan umat beragama.
Menurut Dr Muhtadin, ada tiga hal yang mesti dilakukan pacsa Pemilu. Pertama, semua tokoh agama dan tokoh politik diminta untuk memberikan himbauan dan informasi yang menyejukkan dan tidak membuat keresahan masyarkat. Kedua, memberikan kepercayaan penuh kepada lembaga penyelenggara pemilu agar bekerja sesuai amanat undang-undang dan aturan lainnya. Ketiga, mengedepankan nilai-nilai toleransi beragama yang humanis universal, menghargai keberagaman, menjunjung tinggi nilai-nilai budaya atau kearifan lokal agar menjadi daya tangkal masyarakat terhadap radikalisme dan terorisme yang mungkin saja timbul dengan memanfaatkan suasana pasca pemilu.
Sementara saat melakukan praktik lapangan di kantor Majelis Ulama Indonesia Kota Palu, para peserta diterima langsung Ketua MUI Palu, Prof Dr H Zainal Abidin MAg, Wakil Ketua ustad Sagir M Amin dan Sekretaris ustad Munif M Godal. Para generasi milenial tersebut banyak mendapatkan pencerahan dari narasumber tentang berbagai hal agar berita-berita yang ditulis dapat dipertanggungjawabkan, tidak meresahkan atau menimbulkan fitnah alias hoax.
Sehari sebelumnya, Sabtu (27/4), puluhan Kader DePSA Untad mendapat materi para wartawan senior yakni, Prof Basir Cyio, DR Rahmat Bakri dan Pimpinan Radar Grup, H Kamil Badrun AR SE MSi. (ron)