SIGI, Radarsulteng.id – PT. Minarta Dutahutama dipastikan alami kerugian cukup besar. Pasalnya sejumlah pekerjaan rehabilitasi Bedung DI. Gumbasa paket 1 disapu banjir sekira pukul, 02.00 dinihari Sabtu.
Hasil pantauan Radarsulteng di lapangan bahwa, banjir besar terjadi akibat Intensitas curah hujan yang tinggi di beberapa wilayah Kabupaten Sigi. Banjir dari hulu Sungai gumbasa mengakibatkan luapan banjir tepatnya di Bendung D.I Gumbasa.
” Ada tiga item pekerjaan yang rusak berat akibat disapu banjir yakni, Cofferdam, pembesian apron dan pipa HDPE yang hanyut. Kerugian ditaksir miliaran,” jelas Teguh Riyanto selaku Koordinator lapangan PT. Minarta Dutahutama ditemui Radar Sulteng, kemarin.
Teguh menjelaskan tingginya curah hujan di Kabupaten Sigi. Pada Kamis malam 28 Juli 2022, sekira Pukul 10.00 hujan mulai deras di sekitar bendung Gumbasa. Dua jam kemudian sekitar pukul 12.00 WITA hujan mulai reda.
Selaku koordinator lapangan kata Teguh, pihaknya selalu melakukan pemantauan.
Pada Pukul 01.00 WITA mulai terjadinya permukaan air naik dan arus aliran air mulai deras.
”Tepatnya pada pukul 02.30 terjadi puncak ketinggian permukaan air dan arus deras yang mengakibatkan kerusakan pada cofferdam, lahan pekerjaan di area bendung, dan area hilir kanan dan kiri,” urai Teguh sambil memperlihatkan kerusakan di lapangan.
Dari data yang diperoleh Radarsulteng, kejadian banjir tidak hanya terjadi di Kabupaten Sigi yang sebagian besar alur air melintas di sungai Gumbasa. Banjir juga terjadi wilayah Palolo. Bahkan banjir bandang juga terjadi di Kabupaten Parigi Moutong yang menelan korban jiwa dan harta benda.
Kabupaten Sigi yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) dan Kota Palu selama 2 hari berturut-turut terjadi hujan yang itensitasnya cukup tinggi. Akibatnya terjadi banjir di tiga wilayah tersebut
Diperoleh informasi bahwa sebelum kejadian banjir, PT. Minarta Dutahutama telah melaksanakan dan mengupayakan kerja yang cukup maksimal dengan beberapa pekerjaan yang sudah tuntas maupun on going.
Tepatnya pada malam sebelum terjadinya banjir kata Teguh, pekerjaan bendung tetap dilaksanakan pada malam hari (lembur) untuk melakukan pekerjaan pengecoran yang sudah di targetan sesuai rencana.
” Kami melihat dengan situasi seperti ini kontraktor pelaksana terus melakukan upaya agar pekerjaan Rehabilitasi Bendung D.I Gumbasa Paket 1 terselesaikan sesuai kontrak. Kontraktor pelaksana juga terus melakukan percepatan penanganan kerusakan yang terjadi di pekerjaan cofferdam agar dapat dikerjakan kembali di area pekerjaan bendung dan pekerjaan lainnya,” demikian tegas Teguh seraya menjelaskan pipa yang hanyut ditemukan dalam keadaan patah sejauh kurang lebih satu kilo. (lib)