EKONOMI

PT IMIP Ikut Bangun Keharmonisan Antar Umat Beragama

Dilihat
FOTO: PT IMIP UNTUK RADAR SULTENG
PELETAKKAN: Pjs Bupati Morowali Bartholomeus Tandigala, saat memimpin peletakkan batu pertama pembangunan Gereja di kawasan PT IMIP belum lama ini.

MOROWALI – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), telah resmi memulai pembangunan Gereja di kawasan Industrialnya. Hal itu ditandai, dengan digelarnya kegiatan peletakkan batu pertama pembangunan gereja yang berada di Desa Labota, Kecamatan Bahodopi pada Minggu (23) belum lama ini.

Pada kegiatan peletakkan batu pertama ini, dipimpin oleh Pjs Bupati Morowali Bartholomeus Tandigala serta kepala Departemen Eksternal PT IMIP Slamet Victor Panggabean.

Dalam sambutannya, Slamet Victor Panggabean mengatakan bahwa kontribusi apa yang dilakukan IMIP hari ini merupakan satu bentuk kepedulian yang nyata kepada masyarakat, khususnya bagi mereka yang beragama Kristen. Apalagi menurut Slamet  ditahun-tahun sebelumnya ketika masyarakat khususnya karyawan yang bekerja di kawasan industri IMIP mau merayakan hari besar keagamaan, mereka harus keluar daerah.

“Sangat disayangkan jika mereka harus jauh-jauh keluar daerah lagi. Olehnya itu, kita siapkan tempat ini yang bisa menampung umat ketika mereka menggelar hari besar keagamaan,” jelas pria yang akrab disapa Slamet ini.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa, PT IMIP dalam pembangunan Gereja berdekatan dengan Masjid bukan tanpa alasan. Hal itu dilakukan, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa di Morowali toleransi antar umat beragama sangat dihormati.

“Oleh karena itu, kami berharap pembangunan gereja ini dapat membangun keharmonisan dan kedamaian antar umat beragama khususnya dikalangan karyawan,”ungkapnya.

Sementara itu, perwakilan dari Forum Komunikasi Umat Beragam (FKUB) Kabupaten Morowali Abdul Manan meyakini bahwa pembangunan rumah ibadah merupakan langkah baik yang dilakukan oleh IMIP dalam membangun kesadaran spiritual kepada karyawan.

“Kita yakini bahwa IMIP sudah membangun jasmaniah, dengan memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat. Nah, apa yang dilakukan hari ini, adalah pembangunan religius,” katanya.

Selain itu tambahnya, inisiatif dari IMIP dengan membangun gereja berhadapan dengan masjid harus diapresiasi. Sebab baginya, agama apapun yang ada di Indonesia ini harus terus bergandengan tangan.

“Inisiatif dari IMIP ini patut diapresiasi. Karena isu SARA itu sangat efektif digunakan oleh orang-orang yang tidak inginkan kedamaian di Indonesia khususnya di Morowali ini,” pungkasnya.

Dalam kegiatan ini, Pjs Bupati Morowali Bartholomeus Tandigala mengungkapkan pembangunan rumah ibadah umat Kristen yang dilakukan oleh IMIP ini merupakan langkah yang sangat baik dan patut mendapat apresiasi dari semua kalangan masyarakat.

“Tentunya, tindakan ini menunjukkan bahwa di Morowali khususnya, toleransi antar umat beragama cukup tinggi. Itulah pancasila kita. Olehnya itu, jika karyawan yang lainnya ada juga yang beragama Hindu atau Budha, agar kiranya IMIP bisa memberikan fasilitas yang sama yakni rumah ibadah. Apalagi, kita semua ketahui bersama, bahwa rumah ibadah ini disiapkan untuk beribadah dan berkumpul untuk membicarakan soal kebaikan,”tuturnya.

Baginya, membangun rumah ibadah agama apapun itu tidak perlu  ada perizinan-perizinan yang pada akhirnya menyulitkan masyarakat. Sebab kata pria yang akrab disapa Bartho ini, orang membangun tempat maksiat pada umumnya tidak ada hambatan.

“Secara pribadi, saya tidak sepakat dengan surat edaran dari menteri yang izinnya itu sangat berbelit-belit. Tidak perlu pakai persyaratan yang membuat sulit untuk membangun satu rumah ibadah. Satu contoh, teman-teman muslim kita yang ada di Papua. Ke depan, kita berharap orang akan lebih mudah mendirikan rumah ibadah. Kontribusi IMIP ini dalam membantu pemerintah membangun dalam konteks keagamaan, patut diapresiasi,”demikian ungkap Bartho.(fcb)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.