BERITA PILIHANNASIONAL

Polisi Dalami Pengaduan Kasus Puisi Sukmawati

Melihat

JAKARTA – Puisi berjudul Ibu Indonesia yang dibacakan oleh Sukmawati Soekarnoputri pada gelaran Indonesia Fashion Week 2018, Jumat (30/3) tampaknya bakal bergulir ke proses hukum. Salah satu putri tokoh proklamator Soekarno itu dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan menistakan agama.

Putri Presiden Republik Indonesia (RI) Pertama Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri (kiri) saat berkunjung ke Museum Musik Indonesia (MMI) Malang, beberapa waktu lalu. Akibat puisi kontrovesinya, Sukmawati dilaporkan ke polisi karena dianggap menistakan agama Islam. (Foto: Fisca Tanjung/Jawapos.com)

Dua pelapor mendatangi kantor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya kemarin (3/4). Keduanya adalah pengacara Denny Adrian dan salah satu Ketua DPP Partai Hanura Amron Asyhari.

Denny mengatakan, kali pertama tahu Sukmawati membacakan puisi kontroversi itu setelah viral di media sosial (medsos). Kata dia, ada dua kesalahan yang dilakukan oleh Sukmawati. Yakni, menyandingkan sari konde dengan syariat Islam dan keterkaitan kidung dengan azan. ”Kata sari konde dengan syariat Islam itu tidak bisa disandingkan. Lalu, untuk kidung katanya (Sukmawati, Red.) lebih indah daripada azan. Kalau bicara azan, berarti dia meremehkan sang kuasa dong,” terang Denny setelah melapor.

Menurut dia, ada bukti yang dibawa saat membuat laporan polisi tersebut. Di antaranya, video yang beredar di Instagram. ”Banyak buktinya beredar di medsos. Tadi, saya juga perlihatkan video dari Instagram dan Youtube ke petugas penerima laporan di Polda Metro Jaya,” tutur pria berusia 40 tahun itu.

Denny berharap polisi bisa secepatnya memproses pengaduannya. ”Kalau dia menyandingkan syariat Islam dengan konde lah apa lah, saya minta kepada pihak kepolisian menyandingkan dia (Sukmawati, Red.) dengan kasus Ahok. Sukmawati lebih parah daripada Ahok,” ujarnya.

Sementara itu, Amron mengatakan bahwa Sukmawati seharusnya tidak menggunakan kata-kata yang mengandung kontroversi dalam puisinya. Dan, pada akhirnya membuat gerah dan geram masyarakat, sambungnya. ”Kita bisa lihat sendiri, sajak atau puisi yang dibacakan itu lebih parah dibandingkan statemennya Ahok,” tuturnya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombespol Nico Afinta mengatakan, akan membentuk tim khusus guna menyelidiki laporan itu. Kendati demikian, dia mengaku bahwa dirinya belum mendapat salinan laporan kasus Sukmawati dari SPKT. ”Kami pasti dalami ya. Nanti masuk ke mana laporan itu, kami akan bentuk tim untuk mendalami hal itu,” terangnya di gedung Subdit Resmob Polda Metro Jaya.

Ditemui terpisah, Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Argo Yuwono mengungkapkan, langkah pertama kepolisian yakni meneliti laporan tersebut. Penelitian itu untuk mencari apakah ada unsur pidana pada laporan itu.

Polisi perwira menengah itu menuturkan, masyarakat tidak perlu gusar. Semua serahkan ke kepolisian, lanjutnya. ”Tenang saja. Kepolisian akan bersikap profesional,” tambah mantan Kapolres Nunukan, Kaltim, itu.

Wartawan koran ini telah berusaha menghubungi Sukmawati kemarin sore. Namun, sayangnya, Sukmawati tidak merespons. Pada dua laporan itu, Sumawati diadukan atas pelanggaran pasal penistaan agama dan penghapusan diskriminasi ras serta etnis. Yakni, pasal 156 A KUHP dan atau pasal 16 UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Ancaman maksimalnya adalah penjara hingga 5 tahun lebih.

Sementara itu, keluarga besar Soekarno angkat bicara terkait puisi Sukmawati yang memicu kontroversi. Salah satu putra Soekarno, Guntur Soekarnoputra, menyesalkan pembacaan puisi yang dibacakan Sukmawati tersebut. Isi puisi sama sekali tidak mencerminkan pandangan dan sikap keluarga Bung Karno terhadap Islam. ”Itu pendapat pribadi Sukmawati, tidak ada urusan dengan pandangan dan sikap keluarga,” kata Guntur.

Dia meminta agar polemik tersebut disudahi. Dia juga berharap Sukmawati mengklarifikasi isi puisi yang ditulisnya tersebut. “Saya juga meyakini bahwa puisi Sukmawati tersebut tidak mewakili sikap keimanannya sebagai seorang muslimah, dan saya ingin Sukmawati segera meluruskannya” ujarnya.

Menurut dia, seluruh anak Soekarno sejak kecil dididik sesuai ajaran Islam secara ketat. Apa yang diajarkan juga tidak berbeda dengan ajaran Islam pada umumnya. “Kami diajarkan syariat Islam dan Bung Karno pun menjalankan semua rukun Islam termasuk menunaikan ibadah haji” jelas Guntur. (sam/bay/agm)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.