OPINISULTENG

Peran Poltekkes Kemenkes Palu dalam Mensukseskan Imunisasi PVC (Pneumococcal Conjugate Vaccine) di Sulawesi Tengah

Ns. Taqwin, S.Kep., M.Kes.(FOTO: ISTIMEWA)
Dilihat

WHO (2021) mendefinisikan bahwa pneumonia adalah bentuk infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang kantong udara (alveoli) paru-paru. Pneumonia sering menginfeksi anak-anak di bawah usia lima tahun (balita). Alveoli balita sehat terisi oleh udara. Sedangkan balita yang terinfeksi pneumonia terisi oleh cairan dan nanah sehingga akan mengalami rasa sakit dan kesulitan bernafas.

Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme bakteri, virus dan jamur. Penyebab paling umum pada anak-anak adalah bakteri streptokokus pneumonia. Mikroorganisme menyebar melalui tetesan udara batuk dan bersin serta darah selama dan segera setelah persalinan.

Balita pneumonia akan menunjukkan gejala batuk, kesulitan bernapas, demam atau tanpa demam, napas cepat, tarikan dinding dada kedalam ketika menghirup udara. Sejatinya, balita sehat yang menghirup udara akan menunjukkan pengembangan dinding dada. Jika pneumonia berat, balita dapat mengalami gangguan kesadaran, hipotermi dan kejang-kejang.

Pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di seluruh dunia. Tahun 2019, pneumonia menjadi penyebab kematian anak di bawah usia 5 tahun. Angkanya mencapai 740.180 anak atau 14 persen. Khusus anak usia 1 sampai 5 tahun terdapat 22 persen kasus kematian anak. Kematian tertinggi di Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara. Kasus pneumonia di Indonesia tahun 2020 sebanyak 3,55 persen dari 25 juta balita dengan jumlah kematian sekitar 16 persen.

Di Sulawesi Tengah, kasus pneumonia 5,19 persen lebih tinggi dari angka nasional. Penyebab kematian karena pneumonia 10,70 persen. Penemuan kasus pneumonia tidak mencapai target 60 persen yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Pencapaian target tertinggi diperoleh Kabupaten Banggai 58,31 persen, dan terendah Kabupaten Bangkep 8,46 persen.

Dengan demikian, masih ada balita yang menderita pneumonia belum masuk dalam data kasus pneumonia di Sulawesi Tengah. Penyebabnya adalah pandemi Covid-19 dan keengganan orang tua memeriksakan anaknya ke Puskesmas.

Penelitian Windi et al (2021) yang menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2018 mengungkapkan bahwa determinan pneumonia pada balita di Indonesia terkait dengan aspeksosial demografi, usia anak, pekerjaan ibu, indeks kekayaan, dan wilayah tempat tinggal.

Penelitian ini menyoroti bahwa indeks kekayaan keluarga dan tempat tinggal tetap penting dalam meningkatkan derajat kesehatan anak di Indonesia. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan penghasilan keluarga, perbaikan sanitasi lingkungan, akses informasi dan pelayanan kesehatan yang memadai dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, upaya pencegahan perlu dilakukan melalui imunisasi untuk mencegah penyakit pneumonia.
Menteri Kesehatan R.I. Budi Gunadi Sadikin mencanangkan secara nasional Imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) pada tanggal 12 September 2022 di Sumatera Selatan. PCV adalah vaksin yang mengandung bagian dari bakteri pneumokokus. PCV menjadi imunisasi rutin yang akan diberikan pada anak di seluruh wilayah Indonesia.

Sasaran pertama adalah bayi usia 2 bulan dosis pertama, 3 bulan dosis kedua dan 12 bulan dosis ketiga. Vaksin ini telah diujicoba di beberapa kabupaten kota di Propinsi Nusa Tenggara Barat, Bangka Belitung, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Tujuan pemberian vaksin adalah mencegah pneumonia pada balita dan menurunkan angka kematian akibat pneumonia. Selain itu, PCV juga dapat mencegah stunting pada balita. Penelitian Izurieta et al (2018) menemukan bahwa insiden penyakit infeksi pneumokokus secara keseluruhan sangat berkurang dan berakhir dalam kisaran yang rendah dan sempit secara konsisten di seluruh Negara pada balita setelah pelaksanaan program PCV masa kanak-kanak.

Poltekkes Kemenkes Palu adalah perguruan tinggi Kementerian Kesehatan R.I. di Sulawesi Tengah yang siap berperanserta dalam kegiatan imunisasi nasional PCV. Poltekkes Kemenkes Palu memiliki empat jurusan (Keperawatan, Kebidanan, Gizi dan Sanitasi) yang tersebar kedalam 11 program studi (Prodi).

Potensi yang dimiliki oleh calon tenaga kesehatan pada Poltekkes Kemenkes Palu sangat memadai dalam mendukung program Kementerian Kesehatan R.I. melalui promotif dan preventif.

Tenaga sanitasi dapat melakukan upaya-upaya promotif melalui perbaikan dan edukasi sanitasi rumah tangga dan masyarakat, tenaga gizi melalui perbaikan dan edukasi gizi ibu dan balita. Sementara itu, tenaga bidan dan perawat beperan dalam upaya preventif melalui peran serta dalam memberikan imunisasi PVC.

Hal tersebut telah diimplementasikan melalui Praktik Kerja Lapangan Terpadu (PKLT) melalui implementasi IPE/C (Inter Professional Education/Colaboration) di Kecamatan Siniu dan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong 14-25 September 2022.

*) Penulis adalah Ahli Fisiologi Poltekkes Kemenkes Palu.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.