BENCANABERITA PILIHANDAERAHDONGGALANASIONALNUSANTARAPALU KOTAPARIGI MOUTONGSULAWESISULTENG

Penyintas : Huntap Lebih Penting daripada Adipura

MASIH SAMA : Beberapa warga masih bertahan hidup di hunian sementara Hutan Kota tepatnya di belakang lapangan golf, Selasa (27/9). (TASWIN)
Dilihat

PALU – Memasuki tahun ke empat pasca bencana alam gempa, tsunami dan likuifaksi yang menimpa Kota Palu hingga saat ini sejumlah penyintas masih melangsungkan hidupnya di Hunian Sementara (Huntara).

Salah seorang penyintas yang ada di Huntara Hutan Kota tepatnya di belakang lapangan golf. Puluhan warga yang ada disana mengeluhkan janji Wali Kota Palu, H Hadianto Rasyid SE terkait percepatan pembangunan Hunian Tetap (Huntap).

Seperti yang diakui, Mama Al. Menurutnya program pengadaan truck sampah untuk sebagai fasilitas untuk mencapai Adipura sangat baik, namun jauh lebih penting kata dia, Wali Kota Palu untuk mengalihkan dana bagi para penyintas yang belum mendapatkan Huntap.

“Saya ini dulu di kawasan pantai Talise berdagang. Habis semua kena tsunami. Kalau memang masih lama realisasi Huntap minimal kita dikasi bantuan untuk modal usaha,” bebernya, Selasa (27/9).

Di tahun ini kata dia, genap tiga tahun sudah dia dan keluarganya menghuni Huntara. Sejak menempati Huntara Mama Al mengaku sudah sering kali melakukan verifikasi data baik itu melalui survey BNPB maupun Pemerintah Kota Palu.

“Kami satu tahun tinggal di tenda dan 3 tahun disini (huntara) didata terus, verifikasi terus sampai sekarang tidak ada keliatan huntapnya kita dimana. Sekarang kita justru takut data kita digunakan yang tidak-tidak,” bebernya.
Di lingkungan sekitarnya bahkan sudah beredar informasi jika Huntara yang mereka tempati akan dibongkar pada akhir tahun 2022. Menangapi hal itu, Mama Al mengaku sangat cemas pasalnya dia memiliki tiga orang anak yang masih balita yang harus diberi tempat yang layak untuk tinggal.

“Kalau disini dari segi fasilitas, seperti air hanya jalan satu hari dua kali. Kemudian karena ini dekat dengan hutan biasanya ada hewan-hewan buas. Sempat sebelumnya ular masuk ke dapur. Tidak aman juga karena sering kecurian kita disini,” katanya.

Di usia Kota Palu yang ke 44 dia berharap pemerintah lebih cerdas lagi memilih dan memilah hal hal yang patutnya menjadi perioritas utama. Salah satunya adalah memberikan fasilitas huntap bagi para penyintas. Demikan pula kata dia dengan kesetaraan masyarakat, jangan hanya memiliki ikatan dekat kemudian didahulukan untuk dibantu.

“Kemarin saya dengan ada Huntap yang mulai dibangun lagi. Mudah mudahan kami dapat, kalau belum juga. ya kami memilih untuk membangun kembali di rumah kami sebelumnya di pinggir pantai,” harapnya. (win)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.