PALU – Pihak SPBU Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Tondo sebelumnya sempat membantah jika operatornya yang mengisi BBM ke dalam 15 jerigen di mobil avanza yang terbakar Rabu sore lalu. Namun hal itu disangsikan, oleh pengakuan salah satu pengendara mobil, yang menyaksikan langsung bahwa beberapa hari sebelumnya, ada pula mobil yang sama diisi BBM jenis premium dengan jumlah yang tidak wajar.
Bahkan, aksi curang kendaraan dan juga oknum operator yang mengisi ke dalam mobil tersebut sempat terekam kamera video handphone warga tersebut. Menurut warga yang meminta namanya tidak dikorankan, saat itu dirinya tengah antri bahan bakar minyak (BBM) jenis premium. Antrean saat itu tidak terlalu panjang.
Hingga tiba giliran mobilnya diisi premium. Namun sebelum mobilnya diisi, ada satu mobil jenis avanza dengan plat nomor DP 1068 CJ di depannya yang lebih dulu diisi BBM jenis premium.
“Normalnya kan kalau cuma isi 100 atau 200 ribu sekelas mobil avanza paling lama tidak sampai semenit. Tapi mobil di depan saya itu mengisi premium sampai 10 menit lebih. Itu saya rekam dengan video,” tutur warga Kelurahan Tondo ini.
Dia pun sempat melihat angka rupiah di terminal meterannya sampai Rp700an ribu. Dia pun ragu, daya tampung mobil avanza bisa mengisi sampai sebanyak itu. Hal itu terjadi kata dia, beberapa hari sebelum kejadian terbakarnya mobil milik penimbun BBM di SPBU Soekarno Hatta. “Yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri juga terjadi di SPBU Soekarno Hatta. Dan bukan satu mobil itu saja, tapi yang sempat saya rekam hanya mobil avanza yang kebetulan persis di depan mobil saya,” tegasnya.
Meski ketika mengisi BBM jenis premium, antreannya tidak terlalu panjang, namun dia mengaku kerap menunggu giliran hingga 2 jam. Dia menduga, bahwa lamanya mengantre, disebabkan ulah oknum penimbun BBM yang mengisi lebih dari kapasitas tangki mobilnya. “Dan rata-rata mobil yang diisi itu mobil minibus dan berplat nomor luar semua,” tuturnya.
Wajar saja menurut dia, jika premium di SPBU Soekarno Hatta, tempatnya mengisi itu cepat sekali habis. Dia pun meminta pihak terkait menyeriusi masalah penimbunan BBM subsidi ini. Sebab, yang dirugikan, adalah masyarakat yang memang membutuhkan BBM subsidi.
Sebelumnya, Manager SPBU Soekarno Hatta, Abdillah membantah jika operatornya melakukan pengisian di 15 jerigen di dalam mobil tersebut. Sebab pihak Depot kata dia, tidak membenarkan jika ada pengisian jerigen untuk semua jenis BBM.
Terkait insiden terbakarnya mobil itu, dia juga mengakui belum mengetahui secara pasti apa penyebabnya, hanya saja menurutnya operator sudah menjalankan tugas sesuai dengan aturan yakni melakukan pengisian sesuai kapasitas tangki mobil.
“Posisi mobil mati, mobil ini ribennya gelap, kita tidak tau apa yang ada di dalam. Begitu juga dengan penyebab ledakan, kita tidak tahu. Pengisian jerigen juga tidak dibenarkan, kecuali ada keperluan seperti bengkel yang hanya 20 liter, itu ada toleransi dan mereka wajib lapor sama pengawas,” bebernya.
Abdillah menambahkan, pihaknya tidak mengetahui jika ada jerigen di dalam mobil Avanza silver. Hanya saja jika dugaan kuat pemilik mobil itu merupakan penimbun BBM, Abdillah menegaskan pihak operatornya hanya melakukan pengisian ke dalam tangki mobil.
“Intinya kita hanya isi sesuai kapasitas tangki batas Rp300 ribu, itupun mobil tadi tidak sampai kayaknya. Mungkin posisinya dari SPBU lain mengisi jerigen dan mau keluar dari kota. Mungkin bahan bakar pribadinya mau habis, makanya datang isi di sini, terjadilah insiden ini di SPBU saya,” imbuhnya. (agg)