PALU KOTA

Pengusaha Asal Palu Diduga Hilang di Balikpapan

Dilihat
Hj Noddo yang saat ini hilang kontak dengan keluarga, dan terakhir pamitan hendak ke Kota Balikpapan. (Foto: Ist)

PALU – Sepekan sudah, Hj Noddo (62), warga Jalan Darussalam, Kelurahan Tatura Utara, Palu Selatan menghilang. Ibu yang sehari-harinya berprofesi sebagai pengusaha itu, terakhir melakukan komunikasi dengan pihak keluarga pada Rabu (19/7) lalu.

Melalui adiknya Hj, Ida, ibu satu anak tersebut diketahui pada Minggu (16/7), berangkat ke Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menggunakan kapal pelni sekitar pukul 10.00 wita. Kepada salah satu penghuni kos-kosan miliknya, Noddo pamitan ke Balikpapan bersama salah seorang rekannya, bernama Hj Murni. “Pada hari Rabu dia telepon, katanya sudah sampai di Balikpapan di rumah anaknya Hj Murni, di Kompleks BTN Handel,” sebut Ida, saat bertandang ke Graha Pena Radar Sulteng, Kamis (27/7) kemarin.

Namun anehnya, lanjut dia, beberapa hari yang lalu, Hj Murni sudah tiba di Palu, namun mengaku tidak berangkat bersama-sama dengan Hj Noddo. Yang membuat keluarga semakin khawatir, nomor handphone dari Hj Noddo sudah tidak aktif lagi. “Hj Murni katakana berangkat ke Balikpapan sendiri, tidak sama-sama dengan kakak kami ini. Sedangkan terakhir hari Rabu lalu, dia bilang sudah di Balikpapan di rumah anaknya Hj Murni,” tuturnya.

Pihak keluarga di Balikpapan pun, sudah dihubungi untuk menanyakan keberadaan Hj Noddo. Namun keluarga di Balikpapan juga tidak pernah melihat atau mengetahui keberadaan Hj Noddo. Hilangnya nenek ini pun, sudah dilaporkan keluarga ke aparat kepolisian. “Menurut polisi saat ini, handphonenya sedang dilacak, meski pun nomor hp-nya sudah tidak aktif,” sebut Ida.

Lebih jauh disampaikan pihak keluarga, memang selama ini, Hj Noddo diketahui sering pergi keluar kota bersama Hj Murni. Bagi masyarakat Kota Palu, maupun warga Balikpapan yang melihat keberadaan dari Hj Noddo, pihak keluarga berharap segera melaporkan ke aparat kepolisian. Adapun ciri-ciri dari Hj Noddo, tinggi sekitar 150 cm, selalu memakai jilbab. “Terakhir orang yang kos di rumahnya sempat lihat dia pakai celana biru dan baju berwarna merah. Kami tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dengan saudara kami ini,” pungkas Ida. (agg)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.