PALU – Gubernur Sulawesi Tengah H Longki Djanggola mengungkapkan kegiatan ekspor langsung yang dicanangkan pemerintah pusat merupakan suatu terobosan kebijakan yang sudah lama dinanti masyarakat, kalangan usaha, dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dalam rangka meningkatkan daya saing industri dan pertumbuhan ekonomi daerah.

‘’Dengan kebijakan ini selain mampu menekan langsung angka dwelling time, juga dapat membantu efisiensi biaya dan waktu pengapalan ke negara-negara tujuan ekspor. Apalagi, lokasi KEK Palu yang berdekatan dengan (pelabuhan) Pantoloan merupakan keunggulan strategis untuk dapat membangkitkan industri unggulan daerah yang ada di dalamnya, sehingga hasil-hasilnya pun bisa secepatnya diekspor ke negara-negara tujuan, via Pantoloan,’’ kata Gubernur saat membuka temu investor di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang digelar Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, di The Sya Hotel, Kamis (5/7).
Gubernur mengatakan, meskipun baru dalam pengoperasiannya, kawasan ekonomi Palu telah memiliki 14 investor yang sedang membangun dan 2 diantaranya sudah eksis beroperasi. ‘’Kita berdoa bersama agar semua investor yang ada untuk segera beroperasi dan kawasan itu benar-benar menjadi kawasan yang diharapkan,’’ kata Gubernur.
Gubernur menyampaikan, dengan adanya beberapa regulasi yang baru semakin mempermudah para investasi, memotivasi investor yang ada di KEK Palu, dengan berbagai kemudahan yang ada para investor tidak akan mengalami kendala.
‘’Karena semua sudah semakin lebih baik, regulasinya sudah semakin jelas. Saya yakin dan percaya investor tidak akan mengalami hambatan,’’ katanya.
Apalagi dengan diberlakukannya sistem perizinan Online Single Submission (OSS), kata Gubernur akan semakin mempermudah pengurusan perizinan. Sistem ini bahkan tidak mengenal waktu, on time, langsung selesai.
‘’Dengan sistem ini ada satu kepastian berusaha, kepastian jaminan keamanan dari pemerintah baik di tingkat pusat, provinsi dan daerah dimana kawasan ekonomi itu berada. Saya hadir di tempat ini untuk meyakinkan para investor dan calon investor, bahwa pemerintah provinsi dan pemerintah kota benar-benar melindungi investor yang masuk ke KEK. Jadi kami tidak akan membiarkan saudara-saudara rugi masuk ke Kawasan Ekonomi Palu,’’ jelas Gubernur.
Mewakili Sekretaris Dewan Kawasan Nasional, Fahrudin Hamid mengungkapkan, setelah diresmikan pengoperasian KEK September 2017, tercatat di Dewan Nasional KEK , realisasi investasi KEK Palu mencapai Rp88 miliar yang terdiri dari dua investor yang saat ini telah beroperasi, yaitu PT Aspal Buton dan PT Ongtime International.
‘’Capaian ini sangat membanggakan, namun masih ada catatan karena dari empat KEK yang telah ditetapkan, capaian tersebut relatif masih rendah,’’ kata Fahrudin.
Olehnya melalui temu investor Dewan Nasional KEK kepada investor baik yang telah memiliki izin maupun yang telah beroperasi dapat lebih meningkatkan nilai investasinya. Dewan Nasional KEK berharap kepada Pemprov Sulteng dan Pemkot Palu melalui administrator KEK dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu agar dapat me-maintenance dan menjaga investasi yang telah masuk serta menarik minat investasi baru.
Berdasarkan catatan Dewan Nasional KEK, ada tiga fokus yang harus dikembangkan di KEK Palu untuk menarik minat investasi. Pertama, terkait pertanahan yaitu data base yang jelas. Kedua, rencana pembebasan tanah dan skema kerja sama luasan tanah yang jelas. Ketiga, memberikan jaminan kepada para investor yang ingin masuk di KEK Palu.
Kepala Dinas PMPTSP CH. Shandra Tobondo mengungkapkan, dalam temu investor tersebut selaku narasumber Kepala BI Sulteng yang akan menyampaikan perekonomian dunia dan nasional terhadap perkembangan ekonomi Sulteng. Ada juga dari PLN terkait pembangunan kelistrikan di KEK, Kepala kantor pelayanan Pajak Pratama Palu, Direktur Utama PT Palu bangun Sulteng Mulhanan Tombolotutu, Direktur konsultan Deloitte dan dari Bea Cukai Pantoloan Palu.(awl)