SIGI

Pelindo Perpanjang Dermaga Pantoloan

Pekerja membuat rangka cor beton pada pekerjaan perluasan dermaga Pantoloan, Rabu (19/11/2014). (Foto: bmzIMAGES)
Melihat

Berharap Lebar Dermaga Dapat Dimajukan 15 Meter

Pekerja membuat rangka cor beton pada pekerjaan perluasan dermaga Pantoloan, Rabu (19/11/2014). (Foto: bmzIMAGES)

PALU– PT. Pelindo IV Cabang Pantoloan sedang mengerjakan perpanjangan dermaga dari yang ada sekarang ini sepanjang 420 meter menjadi 450 meter. Perpanjangan itu dimaksudkan untuk mendukung lalulintas kapal dan bongkar muat yang terus meningkat di pelabuhan tersebut.

General Manager PT. Pelindo IV Cabang Pantoloan, Ahmad Abd. Razak menyatakan, perpanjangan dermaga yang sedang berlangsung tersebut adalah proyek jangka pendek. “Kita merencanakan, panjang dermaga tersebut akan menjadi 600 meter pada 2018 mendatang,” ungkapnya, Rabu (19/11).

Bahkan kata Ahmad, pengembangan pelabuhan laut terbesar di Sulawesi Tengah tersebut dalam rencana jangka panjangnya akan menjadi 1.300 meter pada 2033. “Tapi itu rencana jangka panjang. Yang kita perlukan saat ini adalah mengusulkan kepada pemerintah agar merestui memajukan dermaga dari pantai yang sekarang hanya 30 meter menjadi 45 meter,” sebutnya.

Sesungguhnya lanjut Ahmad Abd. Razak, lebar dermaga yang 30 meter saat ini sudah mencukupi bagi aktivitas labuh kapal dan bongkar muat pada kondisi sekarang. Namun itu akan terasa kurang jika dikaitkan dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang oleh pemerintah menetapkan Palu sebagai salah satunya.

Untuk penambahan itu lebar dermaga tersebut, setidaknya kata Ahmad dibutuhkan anggaran hingga Rp1 triliun yang sumbernya bisa dari APBN, bisa pula investasi dari swasta.

Restu menambah lebar dermaga sepanjang 15 meter lagi menjadi semakin penting, apalagi jika dikaitkan dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dimana Palu dalam hal ini Pelabuhan Pantoloan masuk dalam koridor ALKI-II. “Ada saat nantinya dimana alur laut kepulauan yang saat ini padat akan menjadi jenuh, dan pada saat itu pelayaran laut mau tidak mau memilih jalur laut lainnya. Disinilah pentingnya Pantoloan ini kita kembangkan,” ungkapnya.

Seperti diketahui, ALKI di Indonesia terdiri dari empat, Pantoloan masuk dalam koridor ALKI-II dan Pantoloan adalah pelabuhan terdekat dari alur tersebut.

Saat ini, volume bongkar muat di pelabuhan Pantoloan sudah mencapai 68.000 Teus atau rata-rata 7.000 sampai 8.000 Teus per bulan. Ditargetkan, hingga akhir tahun akan mencapai 108.000 Teus. Peningkatan volume itu juga dibarengi dengan pembenahan sistem internal agar waktu tunggu bongkar muat semakin pendek.

“Kalau dulu sebelum digunakan peti kemas, waktu tunggu kapal untuk melakukan bongkar muat bisa memakan waktu sampai hari, namun saat ini paling lama tiga hari, bahkan dalam satu hari bisa selesai,” ujarnya.

Meski demikian kata Ahmad, pengembangan pelabuhan menjadi tidak bermakna jika tidak dibarengi dengan peningkatan komoditas yang bisa dibongkar atau dimuat. Karena itu sokongan pemerintah setempat dinilai sangat penting. “Kebijakan investasi daerah menjadi penting, kemudahan yang diberikan oleh pemerintah akan memacu nvestasi yang dengan demikian akan mendorong arus barang di daerah,” tandasnya. (bmz)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.