EKONOMI

Pelindo Bantah Lambat Berikan Pelayanan

Dilihat
Aktivitas bongkar muat peti kemas melalui pelabuhan Pantoloan menjelang hari raya Idul Fitri mengalami peningkatan. Dampaknya, banyak kebutuhan sembako di Sulteng yang tertahan di Pelabuhan Pantoloan. (Foto: Mugni Supardi)

PALU – Pelayanan distribusi barang melalui jalur laut di kota Palu masih sangat jauh dari kata memuaskan. Pasalnya, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV Cabang Pantoloan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan di Kota Palu masih lamban dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasanya.

Terlebih lagi di saat Ramadan yang menjadi aktivitas rutin setiap tahun dimana jumlah kapal yang akan melakukan bongkar muat melalui pelabuhan Pantoloan secara kuantitas akan mengalami lonjakan. Akibatnya, beberapa jadwal bongkar muat yang sudah diestimasikan pun melenceng dari waktu yang ditargetkan.

Kapal Meratus Tangguh misalnya, kapal yang tiba Selasa (13/6) lalu itu, harus menunggu hampir sepekan baru bisa sandar untuk proses bongkar muat. Kapal Meratus Tangguh, baru sandar pada Minggu (18/6). Sekali pun sudah sandar, kapal Meratus Tangguh masih harus menunggu proses bongkar muat kapal Temas Line (Sungai Mas) yang belum selesai proses bongkar muatnya hingga Senin siang (19/6). Padahal kapal Temas Line, tiba di pelabuhan Pantoloan Minggu (11/6) dan baru sandar tiga hari kemudian.

Pihak PT Pelindo IV Cabang Pantoloan membantah jika pihaknya dikatakan lambat dalam memberikan pelayanan. Menurutnya, PT Pelindo sebagai pelayanan hanya bisa melayani dan selama ini sudah memberikan pelayanan yang maksimal. Pihak PT Pelindo IV Cabang Pantoloan berdalih keterlambatan proses bongkar muat hanya terjadi di saat Ramadan dikarenakan lonjakan jumlah kapal yang signifikan.

“Ini rutin setiap Ramadan. Karena jumlah kapal meningkat,” kata Manager Operasional PT Pelindo IV Cabang Pantoloan, Hamsah kepada Radar Sulteng ditemui di ruang kerjanya, kemarin (19/6).

Pantauan media ini di Pelabuhan Pantoloan, Senin siang (19/6) kapal Temas Line masih dalam proses bongkar muat, sementara kapal Meratus Tangguh sudah sandar dan menunggu proses kapal Temas Line selesai, baru digantikan kapal Meratus Tangguh. Sementara, masih ada kapal Meratus Dili yang mengantri menunggu proses bongkar muat kedua kapal tersebut selesai.

Hamsah menambahkan proses antrean yang lama tersebut juga bukan disebabkan pelayanan PT Pelindo IV  Cabang Pantoloan, melainkan akumulasi dari keterlambatan di pelabuhan-pelabuhan sebelumnya.

Sekali pun diakui Ramadan sering mengalami lonjakan kapal, Hamsah mengatakan pihaknya belum bisa melakukan pengadaan alat baru. Pasalnya kata Hamsah untuk melakukan penambahan alat, ada perhitungannya tersendiri.

“Saat ini, kita masih 70 ribu ton. Untuk tambah alat CC (Container Crane), misalnya paling tidak harus 100 ribu ton. Sedangkan data tahun 2016, kita masih sekitar 75 ribu ton,” sebut Hamsah.

Sementara itu, Manager Tekhnik PT Pelindo IV Cabang Pantoloan, Makmur Syam mengungkapkan di awal Ramadan, alat jenis reach stacker (RS) sempat mengalami kerusakan. Namun hal tersebut sudah diantisipasi dengan meminjam alat sehingga proses tidak terganggu.

“Tanggal 30 Mei, reach stacker sempat trouble, namun kita sudah antisipasi dengan meminjam alat dari luar,” sebut Makmur.

Padahal dari data yang dihimpun media ini dari berbagai sumber diketahui bahwa keterlambatan juga terjadi pada kapal Meratus Kariangau yang tiba 27 Mei lalu, harus menunggu 10 hari untuk sandar, dan 4 hari proses bongkar muat selesai. Sedangkan kapal Meratus lainnya yang juga mengalami keterlambatan ialah Meratus Ambon. Kapal Meratus Ambon, misalnya tiba Sabtu (4/6), dan sandar keesokan harinya. Namun proses bongkar muatnya memakan waktu selama 14 hari. Dari keterangan yang diberikan pihak PT Pelindo IV Cabang Pantoloan diketahui rentan waktu bongkar muat tiap kapal tergantung pada ukuran kapal. Kapal Meratus, untuk menyelesaikan kegiatan bongkar muat, memakan waktu sekitar 2 hari dan paling lama 3 hari, dengan biaya sandar Rp 300 ribu per hari. Sedangkan kapal Temas Line, yang ukurannya lebih besar, untuk menyelesaikan proses bongkar muat menghabiskan waktu 3-4 hari, dengan biaya sandar Rp 600-700 ribu per hari.

Sementara Bagian Hukum dan Humas PT Pelindo IV Cabang Pantoloan, Roni menyebutkan salah satu penyebab ada yang antrean dikarenakan pantoloan merupakan pelabuhan terakhir dari jalur yang dilalui kapal mulai dari Belawan, Jakarta, Surabaya, Makassar, Bitung, baru tiba di Pantoloan.

“Jika di pelabuhan sebelumnya kapal lambat, disini juga akan lambat,” sebut Roni .

Permasalahan utama penyebab keterlambatan lanjut Roni sebenarnya ialah melonjaknya jumlah kapal saat Ramadan. Makanya kata Roni, pihak pengusaha tentu juga sudah memiliki hitung-hitungan sehingga tidak dirugikan. Karena Roni menjelaskan keterlambatan seperti ini sudah diketahui apalagi saat Ramadan.

“Pasti sudah ada hitung-hitungannya. Mestinya kirimnya jauh hari sebelumnya,” demikian Roni menjelaskan. (Saf)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.