BERITA PILIHANTOLITOLI

Paus 10 Meter Terdampar di Pantai Binontoan

SIMBOLIK: Kepala SMAN Model Terpadu Madani Palu, Anas Syakir menendang bola ke arah gawang sebagai tanda simbolik dibukanya kejuaraan futsal Madani Cup 2017 di GOR Siranindi, sore kemarin (11/1). (Foto: Nursoima)
Dilihat
Bangkai Paus yang terdampar di Pantai Binontoan menjadi tontonan warga, Rabu (27/12). (Foto: Hamdani)

TOLITOLI – Ratusan nelayan Desa Binontoan, Kecamatan Tolitoli Utara, Rabu (27/12) pagi, urung melaut. Bukan karena cuaca buruk, tapi karena mereka menemukan ikan paus berukuran panjang 10,25 meter terdampar lebih 20 meter dari garis pantai, sekitar pukul 06.30 Wita.

Ikan yang membuat heboh warga satu kecamatan itu, terus didatangi warga sedari pagi hingga menjelang malam.  Mendapat informasi masyarakat, Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tolitoli bersama Dinas Perikanan dan Kelautan Tolitoli langsung menuju lokasi kejadian.

Setibanya di lokasi, pemeriksaan yang dilakukan tim yang dipimpin Pasiops Lanal Tolitoli Kapten Julianto lngsung mengarah kepada upaya evakuasi bangkai paus yang sudah mulai mengeluarkan bau tak sedap dan mengeluarkan darah dari mulut paus tersebut. Sementara, Kabid Pemberdayaan Nelayan Elvonira Semen mengambil sampel daging pada sirip dan gigi paus untuk penelitian lebih lanjut supaya diketahui jenis, umur dan jenis kelamin.

“Kejadian ini untuk yang keduakalinya. Sebelumnya pernah juga terdampar ikan yang serupa di Desa Santigi, tapi ukurannya lebih kecil. Nah, ini yang kedua,” kata Elvonira yang menambahkan pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pihak terkait seperti WWF dan KKP maupun terkait lainnya.

Selain itu, warga juga diingatkan untuk sementara tidak berenang dekat bangkai, apalagi memegang bangkai tanpa sarung tangan. Sebab, bangkai tersebut bisa saja terpapar bakteri yang bisa menyebabkan penyakit kulit atau kemungkinan penyakit lainnya.

Kepala Desa Binontoan Amiruddin saat dikonfirmasi membenarkan temuan warganya itu.

Kata kades, sore hari atau sehari sebelumnya beberapa nelayan sudah mendapati paus tersebut nampak lunglai, lemas tak berdaya tak jauh dari pantai. Menggunakan kapal ketinting, nelayan mencoba menarik paus tersebut menjauh dari pantai. Namun, lanjut kades, keesokan harinya ternyata paus itu sudah terdampar dan tidak bisa ditarik lagi, dan ditemukan sudah tidak bernyawa.

“Kondisi pantai di sini agak landai,  walaupun air pasang, air laut tidak terlalu dalam,” ungkap kades sembari mengajak puluhan warga untuk mendorong paus tersebut hingga ke darat.

Rencana untuk mengubur bangkai paus sementara ditunda, karena berat paus yang mencapai 4 ton lebih itu tak sebanding dengan jumlah warga, ditambah lagi tubuh paus yang licin dan lentur sehingga sulit untuk dievakuasi.

“Besok (hari ini, Red) kita akan kembali ke lokasi, untuk melanjutkan proses evakuasi,” lanjut Pasiops.

Elvonira menambahkan, pihaknya berupaya berkoordinasi dengan wakil bupati terkait upaya evakuasi dengan menggunakan alat berat.

“Kebetulan bupati keluar daerah, jadi kami berkoordinasi ke wakil bupati bagaimana bantuan alat beratnya dan teknis evakuasinya,” tuturnya.

Warga lainnya, Ansar mengaku, nelayan saat melaut biasa melihat sekumpulan paus yang sama bermain-main di sekitaran tanjung laut. Ia juga mengatakan, paus tersebut tidaklah terseret ombak karena saat ini tidak dalam kondisi ombak besar. Tapi, ada kemungkinan lain, yakni ketika melintasi kawasan landai malah nyangkut di gusung (endapan pasir). (cr5)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.