PALU KOTAPERISTIWA

Pasar Tradisional Lasoani Populer karena Keunikan Jualannya

Machmud (FOTO : MUCHSIN SIRADJUDIN/RADAR SULTENG)
Dilihat

PALU-Menarik memang sebuah pasar di tengah Kota Palu tetapi masih berstatus pasar mingguan, atau biasa disebut dengan pasar tradisional. Seperti apa daya tariknya sehingga pasar ini semakin populer di tengah masyarakat, khususnya warga Kota Palu.

Kepala pasar Lasoani, Machmud, menuturkan sejarah pasar Lasoani salah satu pasar tradisional di tengah Kota Palu tetapi memiliki banyak pengunjung ini, hingga membludak dan memacetkan jalan yang ada di sekitaran pasar tersebut.

Dijelaskan Machmud, keberadaan Pasar Lasoani berawal dari Jalan Veteran Kota Palu, tepatnya di depan Kantor Lurah Tanamodindi sekitar tahun 1990-an yang lalu.

“Yah, sejarah Pasar Lasoani ini berawal dari Jalan Veteran, dan kemudian dipindahkan ke tempatnya sekarang Lasoani sehingga disebut Pasar Lasoani, “ ungkap Machmud, yang ditemui, Sabtu (29/1).

Dijelaskannya, kepindahan itu disebabkan tempat yang dulu itu belum memungkinkan, kemudian para pedagang juga sudah mulai bertambah dari waktu ke waktu.

Sehingga warga Lasoani sepakat untuk menerima Pasar yang masih tergolong tradisional ini dipindahkan ke Lasoani. Seorang warga Lasoani bernama Ranggo Garontina, mewakafkan tanahnya untuk dijadikan pasar untuk sementara waktu.

Diceritakannya, dengan perkembangannya waktu pemerintah telah bergerak untuk memikirkan dan merencanakan pasar ini untuk diperluas, walaupun masih berstatus pasar mingguan. Selanjutnya ada kesepakatan lagi untuk menentukan pasar ini pasar mingguan seperti pasar Mamboro dan Pasar Binase.

“Ada kesepakatan pedagang dengan masyarakat membentuk pasar mingguan. Mengingat para pedagang berpindah-pindah juga. Ada yang dari Mamboro dan Binase. Pedagangnya hampir sama. Mereka-mereka ini saja, “ ujarnya.

Jadwal Pasar Lasoani adalah hari Rabu dan Sabtu. Selasa dan Kamis di Pasar Mamboro, di Pasar Binase Jumat dan hari Minggu. Pasar ini dibuka sejak malam sebelumnya, pedagang sudah berdatangan mempersiapkan dagangannya. Dibuka sejak pagi di hari Rabu maupun di hari Sabtu, hingga ditutup atau berakhir pukul 14.00 Wita, bahkan hingga pukul 17.00 Wita. Tergantung pembelinya.

Popularitas Pasar Lasoani sudah sangat familiar bagi warga Kota Palu, seperti halnya Pasar Masomba maupun Pasar Inpres atau Pasar Manonda dan Pasar Biromaru. Keterkenalan Pasar Lasoani disebabkan barang-barang yang dijual tidak biasanya, ada kekhasan tersendiri dari produk pedagang yang ditawarkan. Keunikan di dagangan yang ditawarkan, terutama berbagai jenis komoditi hortikultura atau sayur mayur atau buah-buahan yang dijual, terkadang tidak ada di tempat lain. Sehingga warga yang mendatangi pasar ini hanya untuk mencari sayur-sayuran ataupun buah-buahan yang sudah lama mereka cari dan belum ditemukan.

“ Banyak orang datang ke Pasar ini mencari sesuatu yang tidak ada di tempat lain. Mereka bilang cari saja di Pasar Lasoani Insya Allah apa yang dicari itu ada di pasar ini, “ bebernya.

Dikatakan Machmud, Pemerintah Kota (Pemkot) Palu telah merencanakan Pasar Lasoani ini akan dijadikan pasar kreatif. Pasar juga harus bersih dan rapi sesuai dengan program Walikota Palu, Hadiyanto Rasyid yang tengah berupaya menjadikan Kota Palu merebut piala Adipura, sebagai lambang supremasi kebersihan dan keindahan sebuah daerah di Indonesia.

Mengenai retribusi pasar, juga berjalan lancar. Machmud selaku Kepala Pasar mengerahkan tiga orang anggotanya untuk menarik retribusi dari para pedagang. Dengan target per bulan dan per tahunnya.

“ Kalau kita target retribusinya ini Rp 7 juta atau sampai Rp 8 juta per bulannya, “ sebutnya. Machmud baru menjabat sebagai kepala Pasar sekitar dua tahun. Dia diangkat sebagai kepala Pasar Lasoani pada awal tahun 2020. “ Sebelumnya kepala Pasar Lasoani adalah bapak Ilham, “ kata Machmud.

Mengenai kebangkitan ekonomi kerakyatan untuk para pedagang dan penduduk lokal di sekitaran Pasar Lasoani pasca bencana alam gempa bumi 28 September 2018 dan bencana non alam pandemik Covid-19 sejak Maret 2020 lalu cukup stabil. Hal ini disebabkan, para pedagang tetap masih memiliki semangat untuk berdagang karena mereka tahu para pembelinya tidak pernah sepi.

“ Di sini tetap stabil. Mereka (para pedagang) tetap membuka jualannya, meski itu ada bencana alam ataupun wabah Covid-19. Pasar tetap ramai. Tetap sama seperti pada hari-pasar yang lalu, tidak ada perubahan, “ ucapnya.

Disebutkannya, begitu banyak masyarakat yang datang dari luar kota belanja disini. Mereka berbelanja berbagai keperluan, terutama belanja sayur-sayuran dan buah-buahan. Semua tersedia di sini, dengan keunikannya tadi, masih alamiah dan masih asli.

“ Dari Balitbangda Kota palu sempat mengunjungi pasar ini, untuk menjadikan pasar Lasoani sebagai pasar kreatif dan inovatif. Staf dari Balitbangda menanyakan tentang keunikan dagangan di pasar Lasoani. Saya menyarankan untuk melihat langsung di lapangan. Begitu mereka datang dan mengecek langsung kepada pedagang sendiri, ternyata betul. Semua sayur mayur dan buah-buahan yang dijual itu masih baru dan segar. Semua ada disini, dan lengkap, “ paparnya.
Macmud dulu pernah bertugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkot Palu, hingga dimutasi menjadi kepala pasar. Dikatakannya Pasar Lasoani memiliki prospek yang sangat besar berdasarkan potensi yang dimiliki.

“Prospek pasar ini ingin dimajukan lagi. Sebenarnya Pasar ini mau diperbaiki bila sertifikat tanahnya itu sudah atas nama pemerintah. Namun sejauh ini lahan pasar ini belum dibaliknamakan, “ tuturnya.

Pemerintah pun, dibawah kepemimpinan Walikota Hadianto Rasyid sudah membentuk tim untuk mendorong terbentuknya pasar kreatif yang memiliki ciri khas tersendiri. Misalnya, warga kota Palu mau cari barang atau bahan belanjaan hanya disana ada. Itu yang ingin dikembangkan oleh Pemkot Palu.

Geliat masyarakat lokal, kata Machmud, sangat tinggi dengan adanya Pasar Lasoani. Tingkat kesejahteraan warga lokal dan juga pedagang terus berkembang signifikan. Rumah-rumah warga dan halaman rumah warga kini disewakan. Berebutan pedagang menyewa rumah atau halaman rumah penduduk lokal di sekitaran pasar Lasoani. Para pedagangpun berlomba-lomba datang menggelar dagangannya di pasar. Diantara sesama pedagang menitipkan barangnya untuk dijual.

“ Ina-ina datang disini dan berdagang disini. Teman-temannya juga dari luar datang, ada yang datang dari Kabupaten Sigi dan ikut berjualan, hingga mereka ramai memenuhi pinggiran jalan, karena dalam pasar sudah ful. Mereka titip sayur kelor. Lama kelamaan sudah berdagang, dan begitu seterusnya keramaian dan aktifitas pasar ini, “ ujar Machmud.

Para ina-ina yang meramaikan Pasar Lasoani kata Machmud, ada yang datang dari Kelurahan Kawatuna dan dari Palolo Kabupaten Sigi. Membawa pisang goroho, pisang dano, gedi merah, rotan muda, sayur paku, dll. Mereka berjualan di pinggiran jalan, dan semuanya diatur oleh Machmud, dengan pengaturan yang lebih baik dan rapi.(mch)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.