PALU KOTASENI BUDAYA

Pameran Photo Story, Perempuan dengan Spirit Kartini

Melihat

PALU– Sepuluh fotografer perempuan di Kota Palu memperingati Hari Kartini dengan membuat pameran Photo Story, Sabtu (21/4) malam. Pembukaan dilakukan dengan berbagai rangkaian kegiatan. Pameran foto bercerita ini dikerja dengan waktu satu bulan dengan memilih sepuluh objek perempuan yang berbeda pada pekerjaan kesehariannya.

Salah seorang Fotografer perempuan bernama Andika Afrianti saat menunjukan hasil karyanya. (Foto: Ilham Nusi)

Ketua penyelenggara, Suzana Dorothea, mengatakan bahwa kegiatan pameran foto yang ditujukan untuk perempuan dengan memperingati Hari Kartini. Dengan objek foto yang diambil tentunya adalah perempuan dengan menampilkan spirit Kartini di dalam objek foto yang dipamerkan.

“Ada sepuluh objek foto dengan berbagai latar belakang kehidupaan yang berbeda, jadi ada sepuluh fotografer dan juga objek perempuan. Kegiataan ini sebuah tantangan bagi fotografer perempuan, karena limit waktu yang begitu singkat diberikan oleh editor selama sebulan harus bisa menghasilkan foto terbaik,” katanya usai mengikuti pembukaan pameran.

Memilih fotografer, tentunya hanyalah kesukaan untuk memotret dan berkecimpung bersama komunitas fotografer di Kota Palu. Dengan banyaknya peluang bagi perempuan pada profesi fotografer ini membuat ketertarikan bergabung di dunia fotografi. “Untuk keseharian saya sendiri sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) dan berwirausaha motret di foto traveling. Olehnya Kartini sosok yang memberi kekuatan kepada kaum perempuan yang bisa melakukan banyak hal,” kata Suzana.

Kesepuluh fotografer tersebut dalam menginspirasi melakukan kegiatan ini saat mereka berkumpul di salah satu kegiatan, yang kemudian pada Hari Kartini barulah rencana tersebut mulai direncanakaan. “Kami memilih untuk membuat pameran berbeda dari pameran foto biasanya,” ungkap Suzana.

Fotografer perempuan lainnya, Andika Afrianti, menjelaskan bahwa dengan pengambilan foto bercerita tentunya banyak pilihan yang harus diambil saat memotret, bahkan dirinya selama satu bulan menghabiskan 1.000 foto untuk dipilih nantinya mana yang terbaik disajikan dalam pameran foto. “Kendalanya sih pada cuaca yang tidak menentu membuat harus menunda pemotretan, namun semua berjalan dengan baik,” kata fotografer yang kesehariaanya bekerja di Apotek Rumah Sakit di Kota Palu ini. (who)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.