PALU – Tower listrik yang berada di titik kelima Kelurahan Silae, Kecamatan Ulujadi Kota Palu roboh. Sebagian onderdilnya, atau peralatan penopang tower di bagian bawah sudah terlepas, diduga dicuri orang.

Beberapa saksi mata menyebut, aksi mempreteli peralatan penopang tower dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Beberapa baut dan siku tower bagian bawah hilang diambil orang, meski besi-besinya terbuat dari baja murni.
“Saya menduga besi dan baut-baut tower ini dicuri orang. Cuma siapa yang mencurinya saya juga tidak tahu, “ kata seorang penjaga keamanan di sebuah perusahaan Galian C yang ada di TKP, tetapi namanya minta dirahasiakan.
Mengenai motif pencurian onderdil tower pembangkit jaringan (Kitring) listrik tersebut belum diketahui. Tak tampak usaha dari pihak yang berwenang dengan robohnya tower itu. Padahal tower itu roboh sejak Jumat (23/2) pekan lalu. Bentangan kabel listrik pun terlihat membahayakan, terutama masyarakat dan para pekerja di tiga perusahaan galian C yang ada di sekitar lokasi tower.
Rusaknya dan robohnya tower membuat berbagai kalangan masyarakat kini mempertanyakan, kepada lembaga paling berwenang yakni PLN, sebagai pihak yang paling bertanggungjawab, dan mengawasi agar pencurian onderdil tower tidak terjadi lagi.
Dikonfirmasi Senin kemarin (26/2) di kantor UPP Pembangkit dan Jaringan (Kitring) PLN wilayah Sulteng, di Jalan Tanjung Pesik Kota Palu, Jaka Widodo, Bagian Pertanahan PLN UPP Kitring Sulteng, mewakili pimpinannya Hermono, menjelaskan tower V di Silae roboh disebabkan pencurian yang dilakukan oleh orang-orang tak dikenal.
“Tetapi kami tidak bisa menyebut dan menuding pihak-pihak yang melakukan pencurian onderdil tersebut,” ujar Jaka.
Ia juga mengatakan, sejauh ini untuk melakukan pengawasan di lapangan termasuk mengawasi pencurian peralatan dan asset milik negara (PLN), pihak PLN telah melakukan kerjasama dengan TNI dan Polri. “Pengawasan di lapangan, kita juga sudah bekerjasama dengan TNI dan Polri. Bahkan dengan pemerintah desa, dan Camat untuk saling mengamankan. Misalnya kalau ada orang yang dicurigai segera dilapor,” jelas Jaka Widodo.
Menurut Jaka, secara teknis pihak PLN sudah melakukan berbagai upaya selain melakukan kerjasama pengamanan lapangan terhadap asset jaringan dengan TNI dan Polri, juga telah memasang perangkat berupa besi baja antimaling. “Juga anti climbing. Berupa kawat yang didesain khusus untuk mengganggu pihak-pihak yang coba memanjat tower. Kawat itu menghalangi orang yang ingin memanjat, ‘’ beber Jaka.
Menangani robohnya tower, pihak PLN akan menggunakan perangkat-perangkat cadangan yang masih tersedia di gudang PLN saat ini, guna mengantisipasi terganggunya pelayanan jaringan. Diprediksi tiga hari bahkan seminggu kedepan upaya perbaikan akan segera teratasi dan normal kembali. “Untuk menangani tower yang roboh tersebut, kami akan menggunakan perangkat cadangan yang ada di gudang kami saat ini, yaitu sisa-sisa tower sebelumnya. Insya Allah semuanya bisa tertangani,” tutupnya. (mch)