Sepuluh tahun mengabdi bagi Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), kini Longki Djanggola menikmati masa pensiun bersama keluarga dan kerabat. Mulai dari berkebun, bersepeda, berenang merupakan aktivtas baru yang kini ia gemari.
SEPULUH tahun lamanya, Drs H Longki Djanggola memimpin Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sebagai gubernur Sulteng periode 2011-2016 dilanjutkan periode 2016-2021.
Dimulai sejak dirinya memenangkan hati penduduk Sulteng dalam kontestasi politik di tahun 2011 bersama mendiang H. Sudarto. Bagaimana kabarnya, saat tidak lagi menjadi orang nomor satu di Provinsi Sulteng? Berikut penuturan Longki Djanggola dalam obrolan santai di Podcast Radar Sulteng, Selasa sore (1/2/2022).
LAPORAN : Syahril/Talise
Dua periode Longki memimpin Sulteng, sejak tahun 2011 hingga berakhir di 2021. Banyak prestasi yang diukir oleh Alumni Univeritas Indonesia (UI) itu, salah satunya saat dirinya di anugerahi The Best Leader- The Outstanding Leader Investment Oleh CNBC Indonesia Award, karena berhasil meningkatkan investasi daerah dan kemudahan berinvestasi.
“Kehidupan sehari-hari tidak hanya mengurus partai, tentu saat waktu senggang dengan cucu, keluarga, dengan teman-teman, jalan santai, bersepeda, berenang, seperti itu. Semua dilalui dalam rangka untuk menghilangkan kebosanan, karena kalau kita tidak ada kegiatan, tentu kita menghadapi suatu fase yang disebut ada rasa bosan,” ungkapnya di Podcast Radar Sulteng.
Tidak hanya itu saja, saat ini dirinya juga sedang aktif berkebun. Ia mengaku melakukan itu, sekadar hiburan mengisi waktu luang usai pensiun dari jabatan gubernur. “Harus seperti itu, tetap ada usaha. Tidak mungkin saya habis dari Bupati kemudian Gubernur, terus seolah-olah saya seperti manusia liar, kan tidak mungkin,” ujarnya, yang sejurus kemudian diikuti tawa khasnya.
Longki juga menyebut, aktivitas minum kopi masih menjadi salah satu kegiatan favorit yang ia lakoni bersama rekan-rekan para birokrat guna menjaga silaturrahim. Menurutnya, diusianya yang sudah memasuki 60 tahun, harus banyak membangun silaturrahim, guna menghindari terjadinya kepikunan.
Selain masih menjaga silaturrahim dengan rekan birokrat, hubungan harmonis bersama rekan-rekan alumni sekolah, dari tingkat SD hingga kawan lama dari alumni perguruan tinggi di mana ia menimba ilmu masih terus terbangun baik.
Lantaran faktor usia juga, saat bertegur sapa dengan kawan lama pensiunan pejabat daerah, terkadang dirinya sudah tidak mengingat wajah-wajah mereka, yang dulu bahu-membahu mensukseskan program-program yang dicanangkan.
“Kadang-kadang mereka sudah say hello, pagi pak, saya lugu-lugu saja, tunggu dulu lee, komui ini siapa namanya, di dinas apa dulu,” ucapnya sambil mengingat-ingat peristiwa menggelitik saat jalan kala pagi itu.
Selain perbincangan seputar keluarga, Longki yang juga ketua DPD Partai Gerindra Sulteng ini juga aktif mengikuti soal isu Negara. Perkembangan politik Negara juga masih menjadi informasi santapan kesehariannya sebelum memulai hari. “Hanya saja ruang kami terbatas, tinggal membaca, melihat mendengar, kalau bisa memberi saran, ya memberi saran,” terangnya.
Diakuinya juga, media lokal masih menjadi favorit bacaan sehari-harinya. Ia juga menyebut, sangat anti terhadap informasi bohong atau populer dengan sebutan hoaks. Sehingga di kesempatan itu, ia juga mengingatkan kepada masyarakat Sulteng agar meneliti terlebih dahulu keakuratan sebuah informasi sebelum disebarluaskan. Bahkan dia menyarankan masyarakat untuk melaporkan ke pihak yang berwajib ketika mendapati informasi yang disinyalir adalah hoaks. “Karena hoaks itu merugikan orang lain. Kalau boleh saya mengingatkan kepada masyarakat Sulteng, mari kita membiasakan diri dari aktivitas anti hoaks,” ucapnya.
Selain itu, dalam perbincangan di Podcast Radar Sulteng, Longki juga menepis syndrome post power. Sambil terkekeh, dirinya menjawab pertanyaan host yang dipandu Nur Soima Ulfa. Bahwa dengan aktif berkegiatan sehari-hari, seperti berkebun serta melakukan persiapan matang sebelum masa jabatan usai menjadi kunci utamanya. “Jadi saya sudah mempersiapkan diri sebelum purna jabatan,” sebutnya.
Saat disinggung terkait desas-desus bahwa dirinya akan mencalonkan maju dalam kontestasi politik di 2024, ia hanya bisa berharap agar terus diberikan kesehatan dan masih dipercaya oleh Partai untuk kembali meraih prestasi terbaik.
“Kalau di partai kemungkinan ke DPR RI, kalau independen saya mungkin DPD RI. Cuman kecenderungan ke DPR RI, tapi nanti dilihatlah kedepannya, cuman sekarang saya belum berani memberikan jawaban pasti. Karena di partai itu tidak bisa satu tambah satu dua, karena itu politik, satu tambah satu mungkin dua,” tutupnya.(**)