PALU-Kembali anggota Komisi XI DPR RI, yang juga Wakil Ketua (Waket) Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, H. Muhidin Said bekerjasama dengan Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah (Sulteng) Dwiyanto Cahyo Sumirat menggelar dialog dengan para pelaku usaha UMKM yang menjadi binaan Bank Sulteng, Sabtu (16/07/2022).
Temu kelompok UMKM penerima bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) menjadi kunci bahasan dipertemuan kali ini. Selaku anggota Komisi XI DPR RI, yang bermitra dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan lembaga keuangan lainnya menjelaskan kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tentang program PSBI ini.
Menurut H. Muhidin Said, program PSBI merupakan program gress dari Komisi XI DPR RI bersama pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia. Di Sulteng program PSBI tersebut sudah berjalan lancar dan sukses menyentuh para pelaku UMKM, semisal yang berada di Kota Palu.
“ Tiap tahun kita rancang. Kalau berhasil kita kembangkan lagi usaha. Tidak pake bunga, dan tidak perlu dikembalikan. Dia (pelaku usaha, red) yang nikmati sendiri. Semua ini, semata-mata untuk kesejahteraan rakyat, ” kata H. Muhidin.
Dikesempatan itu, Muhidin juga mengungkap bantuan dana dari program PSBI pada tahun 2022 ini sebanyak 74 kelompok usaha, hampir 26 kelompok yang sudah cair.
Menurutnya, usaha ini untuk pelaku usaha, untuk ditingkatkan usahanya. Tidak perlu kita duduk-duduk di pasar, tapi dengan online semua usaha ini bisa berjalan dengan baik sesuai harapan. Tahun ini PSBI ditingkatkan Rp 1 triliun lebih.
“Supaya kita menjadi contoh, hasil dari bapak ibu sekalian. Ini kesempatan yang baik. Ini usaha harus berhasil, ” tutur Muhidin.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah, Dwiyanto Cahyo Sumirat, mengatakan program PSBI ini sangat efektif dalam melakukan berbagai upaya usaha untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat atau rakyat Indonesia.
Dalam mengembangkan usahanya, para pelaku usaha harus kreatif dan inovatif memasarkan produk usahanya. Dengan memanfaatkan aplikasi
online yang ada, produk kita sudah bisa dipasartkan.
“ Saat ini, pola pemasaran produk bukan hanya bersifat konvensional, dengan transfer yang begitu mudahnya. Sudah ada online, dimana saja bisa dipesan dan diantar produknya. Mudahkan? Semoga bisa membantu usaha bapak ibu, “ ucap Dwiyanto.
Dalam testimoni, seorang ibu pelaku UMKM Kota Palu mengungkapkan dirinya sudah terbilang cukup sukses dalam menjalankan bisnisnya setelah dibantu oleh anggota DPR RI H. Muhidin Said bersama BI Sulteng. Bahkan kiprah bisnisnya telah menjangkau Ternate. Pada kesempatan dialog dan evaluasi program dia menyebut beberapa kendala yang pernah dihadapinya yakni terkait surat izin dan peralatan. Tetapi omzet usahanya per dua minggu sekarang sudah tembus di angka Rp 15 juta.
Ibu lainnya yakni Cici, mendapat banyak orderan produksi camilan durian. Cuma kendalanya di alat produksi. “ Tetapi, setelah dibantu permodalannya, usaha kami sudah berkembang. Pemasaran keluar kota yaitu ke Luwuk Kabupaten Banggai. Omset sekarang Rp 10 juta, “ bebernya.
“Kedepan kami ingin menambah varian kemasan, dan juga menunya, “ ucap Cici.
Begitu juga yang dikembangkan oleh Ridwan dengan camilan Sarondeng, atau kacang bajabu, usaha UMKM. Kini beromzet Rp 15 juta. “ Produk kami ini, diolah dengan ikan rono. Kami pasarkan dan masuk hingga di pesantren di Surabaya dan Jogyakarta. Omset Rp 15 juta, “ paparnya.
Begitu juga, seorang ibu lainnya bergerak di bidang jahit-menjahit. Setelah dibantu modal, kini dia semakin modis dan percaya diri mengerjakan 30 puluhan pesanan, hingga dia harus menambah karyawannya mendampinginya menyelesaikan pesanan jahitan baju di Butiknya.
“ Bantuan permodalan bagi kami penjahit. Sudah bikin desain baju sendiri. Sampai 30 orderan baju, “ sebutnya lagi.
Mendengar testimoni itu, H. Muhidin, mengharapkan usaha yang dirintis dan sedang dilakukan bisa terus meningkat, dan membuka lowongan kerja. Mempekerjakan orang.
“ Pasti kami beri kesempatan, apalagi ini menciptakan lapangan kerja baru, “ pungkasnya, ketika menjawab pertanyaan salah seorang pelaku UMKM bisakah lagi mendapatkan bantuan berikutnya.(mch)