
PARIMO – Kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) kembali terjadi di wilayah Parimo, Sabtu (1/7). Mobil Avanza warna putih nomor polisi DN 1090 GA terjun di bawah jembatan, Desa Bolano Barat Kecamatan Bolano.
Berdasarkan informasi yang diterima dari Kepolisian Resort (Polres) Parimo, mobil tersebut dikemudikan oleh Abdullah (44).
Kapolres Parimo, Sirajuddin Ramly, SH yang dikonfirmasi membenarkan lakalantas tersebut.
“Telah terjadi lakalantas tunggal pada Sabtu sekitar pukul 05.30 wita di jalan trans sulawesi desa bolano,” ujarnya
Berdasarkan keterangan sementara Kapolres, peristiwa tersebut diduga terjadi karena sopir dalam keadaan mengantuk saat mengemudikan mobil.
Akibatnya mobil yang bergerak dari arah barat ke timur tiba-tiba hilang kendali, keluar dari badan jalan hingga masuk di bawah jembatan.
Sesuai data yang diperoleh dari pihak kepolisian, enam penumpang menjadi korban, mengalami luka-luka. tiga dari enam penumpang mengalami luka memar di bagian wajah, tangan dan kepala.
Para korban adalah warga Desa Ambunu, Kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Morowali, di antaranya Seram Jidin (52) pekerjaan PNS, luka di bagian wajah dan memar di bagian wajah, Patmawati (50) pekerjaan PNS, luka di kepala dan memar di belakang.
Sedangkan empat penumpang lain, yakni Rahmawati Idris (44), memar di bagian tangan, sebelah kanan, Radja Sabita (18), mahasiswa tidak mengalami luka.
Demikian juga dengan korban Salwa Ramadhan (16), pelajar, Moh Sesar Dewa (11) tidak mengalami luka saat lakalantas tersebut.
Usai dievakuasi, para korban langsung dilarikan ke puskesmas terdekat. Kemudian pihak kepolisian langsung mengamankan barang bukti.
Kapolres mengimbau, khususnya bagi para pengendara yang berdomisili di Parimo agar lebih behati-hati saat mengendarai kendaraan.
Jangan melanggar rambu lalin, kecepatan jangan melebihi 70 km/jam, gunakan helm pengaman, terutama jika mengantuk agar segera beristirahat.
Selain itu, saat berkendara jauh diharapkan lebih dulu memastikan kendaraan yang digunakan layak untuk menempuh perjalanan jauh dan tetap berada di jalur yang sudah ditentukan.
Sejak Operasi Ramadniya yang digelar sejak tanggal 19 Juni 2017 sampai dengan 29 Juni 2017, lakalantas saat arus mudik, maupun arus balik sebanyak 16 TKP.
Sebanyak 12 orang menjadi korban meninggal dunia. “Hanya dalam 13 hari operasi Ramadniya sudah 12 orang meninggal dunia,”jelasnya. (Iwn)