PALU KOTA

Mengintip Manfaat Bantuan Permias untuk Pendidikan di Sulteng

KELAS BARU : Siswa-siswa di SDN 1 Soulove tampak gembira mendapat kelas baru, meski bangunannya semi permanen yang dibangun oleh Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (Permias) yang bekerjasama dengan Heal.id. FOTO : AGUNG SUMANDJAYA
Dilihat

Sisihkan Uang Jajan untuk Donasi, Siswa Kini Belajar di Tempat Nyaman

Bencana yang terjadi di Kota Palu, Sigi dan Donggala memantik simpati dari berbagai kalangan. Tidak terkecuali Mahasiswa asal Indonesia yang berada di Amerika Serikat. Meski berada di luar negeri, jiwa nasionalisme mereka terpanggil untuk membantu saudara-saudaranya yang tertimpa musibah. Salah satunya ikut membantu bangkitkan pendidikan.

AGUNG SUMANDJAYA

KABAR duka dari Sulawesi Tengah, dengan cepat diterima dan didengar para mahasiswa yang bermukim di Amerika Serikat ini. Banyaknya korban jiwa dan kerusakan yang terjadi di Kota Palu, Sigi dan Donggala, membuat mereka berempati.
Tidak menunggu waktu lama, hanya berselang dua hari dari peristiwa 28 September, salah satu mahasiswa asal Indonesia di Amerika, yakni Parandita Dewa langsung menggalang bantuan lewat situs donasi asal Amerika, Gofoundme.com. Sasarannya adalah para mahasiswa asal Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (Permias).

Di situs tersebut, Parandita, yang juga Chief Of Presedential Staff Permias ini, mencantumkan foto-foto kerusakan dan kesulitan masyarat di Kota Palu dan sekitarnya. Dia juga menuliskan deskripsi terkait bencana yang menimpa Palu. President Permias Nasional, Michael Adoe, juga turut mengajak seluruh anggota Permias untuk bersama meringankan beban para korban bencana di Sulawesi Tengah.

Tanpa disangka, donasi terus mengalir ke Gofoundme. Mahasiswa-mahasiswa yang mayoritas, merupakan anak-anak orang berada ini, dengan sukarela menyisihkan uang jajannya untuk membantu saudara-saudaranya di Sulawesi Tengah. Tidak hanya anggota Permias saja, warga asli Amerika Serikat, adapula yang menyumbang lewat situs tersebut. Sekitar akhir bulan Oktober, dana yang terkumpul menembus angka US$13 ribu atau sekira hampir Rp200 juta.
Para pengurus Permias sendiri awalnya berencana meneruskan dana yang sudah terkumpul tersebut lewat organisasi lain. Namun, salah satu alumni Permias, Ashram Sharivar, mengusulkan bantuan tersebut disalurkan langsung dengan membawa nama Permias ke Sulawesi Tengah.

Pengurus Permias pun sepakat, donasi yang terkumpul itu diserahkan langsung Permias berkolaborasi dengan organisasi kemanusian, Heal.id, yang didirikan pula oleh Ashram. Alumni New York Film Academy, Los Angeles ini pula lah, yang menyarankan agar donasi tersebut disalurkan fokus pada bidang pendidikan. “Kami pikir, kalau logistik sendiri sudah banyak bantuan yang masuk, untuk bidang pendidikan itu yang perlu waktu lama untuk menata kembali, karena banyak sekolah-sekolah yang rusak,” sebut pria asal Bandung ini.

Setelah melakukan survey terlebih dahulu, Ashram kemudian menjadi Koordinator Lapangan untuk Program Kemanusiaan yang diberinama “To Rebuild Palu”. Dari survey yang dilakukan di Palu, Sigi serta Donggala, dipilihlah salah satu sekolah yang memang butuh perhatian lebih, yakni SDN 1 Soulove, Kabupaten Sigi. “Sekolah ini kondisinya tampak dari luar masih utuh, tapi masuk ke dalam sudah retak-retak dan bisa menjadi mesin pembunuh bagi muridnya jika ditempati. Makanya pihak sekolah tidak berani belajar di dalam kelas,” ungkap Ashram.

Melihat kebutuhan akan ruang belajar di sekolah ini, Ashram bersama Freddy, yang menjadi konsultan dalam program tersebut, memutuskan untuk membangun dua ruang belajar serta beberapa sarana pelengkap untuk sekolah tersebut. Sejak pekan lalu, akhirnya pembangunan dua ruang kelas semi permanen di sekolah itu pun dimulai. “Kami saksikan sendiri, adik-adik di SD ini belajarnya di tenda yang panas dan ada pula yang belajar di bawah pohon, dengan adanya dua kelas baru ini sedikit bisa membantu mereka mendapatkan tempat belajar yang nyaman,” tuturnya.
Tidak hanya membangun ruang kelas baru, dari dana bantuan Permias ini, turut pula dibangun toilet serta tempat air wudhu di sekolah tersebut. Murid-murid pun dibagikan peralatan sekolah. Sarana olahraga juga diberikan untuk sekolah ini. “Juga kami bantu berikan tab bersama aplikasi belajarnya, agar anak-anak di sekolah ini belajarnya tidak membosankan,” terangnya.

Guru di SDN 1 Soulove saat mengajar anak-anak menggunakan aplikasi skoline dari tablet. FOTO : AGUNG SUMANDJAYA

Aplikasi yang dimaksud, adalah skoline. Di mana para murid bakal belajar melalui tab, disertai dengan visual yang menarik. Selama hampir sepekan, anak-anak pun diajarkan lewat aplikasi ini. Dua tenaga pengajar, yang juga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palu, ikut menjadi relawan yang membantu Permias dan Heal.id dalam program kemanusian tersebut. “Sementara untuk menghilangkan trauma anak-anak, selain healing lewat hiburan dan bermain bersama, lingkungan yang ada ini kita tata kembali agar menghilangkan bekas-bekas bencana yang ada,” tambah Freddy.
Tidak hanya pendidikan, warga sekitar yang juga terdampak bencana diberikan pula bantuan, berupa tenda untuk tempat tinggal sementara. Serta memberikan stimulus untuk UMKM yang ingin bangkit berusaha kembali. Permias dan Heal.id menargetkan empat UMKM yan bakal dibantu menggunakan dana donasi Permias ini. “Kami sudah dapat dua UMKM, yakni penjual pisang goreng dan yang jualan bakso, mereka mau jualan lagi tapi tidak punya modal, itu yang dibantu,” terangnya.

Program “To Rebuild Palu” sendiri, sebut Ashram bakal berlanjut nantinya. Direncakan awal Januari nanti, sejumlah mahasiswa-mahasiswa asal Indonesia yang bermukim di Amerika Serikat ini, bakal datang ke SDN 1 Soulove, untuk berbagi sedikit ilmu yang mereka miliki kepada para siswa di sekolah tersebut.

Dengan dibangunnya dua ruang kelas sementara berukuran 6X8 meter ini, sangat disyukuri pihak sekolah. Kepala SDN 1 Soulove, Gisman mengaku, sangat berterimakasih adanya bantuan dari Permias dan Heal.id ini. Sebab kata dia, selama hampir tiga bulan, murid-muridnya belajar di tempat seadanya. “Kami pascabencana memang belajar tidak maksimal karena kondisi yang tidak memungkinkan, tapi dengan adanya ruang kelas baru ini, anak-anak jadi semangat dan nyaman dalam belajar,” tuturnya.

Kedepan kata dia, meski gedung sekolah telah diperbaiki, pihak sekolah tidak akan membongkar bantuan ruang kelas sementara yang dibangun oleh Permias dan Heal.id ini. Nantinya ruangan tersebut bakal difungsikan untuk kegiatan yang juga bermanfaat. “Nanti jika memang pemerintah sudah mau perbaiki gedung sekolah yang ada ini, bantuan dari Permias dan Heal.id tetap kami fungsikan, misalnya nanti jadi tempat pengajian anak-anak,” tandas Gisman. (**)

TANAM POHON : Untuk menjadikan lingkungan sekolah menjadi asri, Permias dan Heal.id menginisiasi penanaman pohon di halaman sekolah. FOTO : AGUNG SUMANDJAYA

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.