
PALU – Warga Keluruhan Petobo geger dengan penemuan sesosok bayi sudah tak bernyawa, di saluran air di Jalan Nambu, sore kemarin (17/11). Bayi berjenis kelamin laki-laki itu pertama kali ditemukan Fandi (39), warga RT 1 RW 2, Kelurahan Petobo.
Fandi yang kemarin sore sekitar pukul 15.00 Wita, hendak memancing di saluran air dekat rumahnya, merasa curiga dengan bau yang menyengat di sekitar saluran air. Setelah mencari sumber bau yang disangkanya bangkai biawak itu, Fandi tercengang. Pasalnya, yang ditemukannya ialah bayi yang mengambang di atas air di saluran air tersebut, dan sudah dikerumuni lalat.
Bayi itu, tersangkut di rumput-rumput yang menumbuhi saluran air tersebut. Lokasi penemuan bayi ini, tidak jauh dari perumahan warga. Namun lokasi antara saluran air dan jalan, ditutupi pohon-pohon dan rumput.
Menurut Fandi, di saluran itu memang sering dijadikan warga sekitar untuk memancing. “Saya kira bau bangkai biawak. Pas saya lihat, ternyata bayi. Saya langsung panggil, orang di rumah. Itu sudah sampai banyak orang datang ini,” cerita Fandi kepada Radar Sulteng, ditemui di lokasi penemuan bayi, kemarin (17/11).
Selanjutnya, mayat bayi itu pun dibawa ke RS Bahayangkara dengan menggunakan mobil ambulance RS Bhayangkara.
Pantauan di tempat kejadian perkara (TKP), sekitar 100 meter dari lokasi ditemukannya mayat bayi itu, tim dari Polsek Palu Selatan, dan Polres Palu yang melakukan identifikasi, mendapati darah yang sudah mengering tepat di atas dan tepi dalam saluran air. Diduga tempat itu, merupakan tempat melahirkan ibu dari bayi tersebut.
Kapolsek Palu Selatan, Kompol Malsukri Raja, mengatakan, bayi yang ditemukan tersebut dipastikan sudah lebih dari 1 kali 24 jam dibuang. Hal itu katanya terlihat dari bau busuk yang dikeluarkan serta kondisi bayi saat ditemukan pertama kali.
Sementara itu, juga ditemui di lokasi, Lurah Petobo, Masrun, menjelaskan pihaknya akan kembali menggiatkan pos-pos kamling di RT dan RW se-Kelurahan Petobo. Pasalnya, kata Masrun, jika hanya berpatokan pada jumlah Satgas K5, dengan luas wilayah Petobo, tentu tidak bisa mengoordinir seluruh wilayah.
“Ini yang kita harap dari RT dan RW agar kembali menggiatkan jaga malam. Selain mencegah yang seperti ini, juga untuk menjaga keamanan masing-masing,” pungkasnya.(saf)