POSO – Keberadaan sejumlah situs cagar budaya yang ada di sekitar Danau Poso, kondisinya memperihatinkan. Selain karena kurang terawat, kondisi tersebut juga diakibatkan aktifitas proyek pembangunan PLTA.
Kepada sejumlah wartawan, Ketua Adat Kelurahan Pamona, Kristian Botinge, menyampaikan keprihatinannya, atas sejumlah situs cagar budaya, yang merupakan peninggalan nenek moyang masyarakat Pamona. Salah satunya, Ceruk Toyali di Kelurahan Tendeadongi, Pamona Puselemba, Kabupaten Poso.
Di bebatuan yang dibuat semacam goa tempat disimpanya sejumlah mayat leluhur warga Pamona itu, kondisinya kini mengalami kerusakan. Bebatuan itu, kata Kristian, sengaja dibongkar, untuk pembangunan jalan milik perusahaan pelaksana PLTA. “Di Toyali itu lah disimpan tulang nenek moyang kami. Tapi karena aktifitas perusahaan membangun jalannya, goa itu jadi terbongkar,” sesal Botinge.
Perusahaan kata dia, bekerja tanpa melihat apa yang mereka bongkar tersebut, adalah situs cagar budaya. Tidak hanya itu, keberadaan Toyali sendiri bagi masyarakat sangat dihargai oleh masyarakat, layaknya mereka menghargai orang tua mereka. “Ini jadi peristirahatan terakhir para leluhur kami. Tapi kondisinya sekarang memprihatinkan, guanya rusak dan tulang-tulang dari nenek moyang kami terhambur begitu saja,” ungkapnya.
Untuk diketahui, aktifitas pengerukan tebing guna akses jalan perusahaan tersebut, sudah mengenai situs Toyali. Padahal sebelumnya, pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) sudah memperingati perusahaan dalam hal ini PT Poso Energi, agar melakukan pengerukan tebing pada radius 25 meter dari situs. Ceruk Toyali sendiri, berada di bawah tebing bukit kapur di pinggir Sungai Poso.
Dari sejumlah temuan artefak, seperti tengkorak, tulang-belulang, dan yumu atau peti jenazah, situs itu dulu merupakan tempat penguburan. Di situs tersebut ada 10 tutup peti mati dan 13 badan peti mati sebagian besar sudah hancur dimakan usia. Salah satu tutup peti jenazah terdapat ukiran kepala kerbau. Menurut kepercayaan masyarakat masa lalu, kerbau merupakan tunggangan ke alam nirwana atau arwah. Selain tulang-belulang, temuan lainnya adalah tiga belanga tanah, satu piring kaleng, satu mangkuk dari tanah liat, tiga gelang perunggu, dan empat gelang manik-manik. (agg)