BERITA PILIHANPOLITIKA

Longki: Lembaga Adat Harus Bijak Kalau Mau Dihormati

Dilihat

PALU – Statemen dari lembaga adat Kota Palu yang kemudian melahirkan polemik, juga mendapat tanggapan dari Gubernur Sulawesi Tengah, Drs H Longki Djanggola MSi. Pernyataan sikap yang dibaca oleh pengurus Lembaga Adat tersebut, menurut Longki, adalah sesuatu yang patut disesalkan.

Longki Djanggola. (Foto: Iwan)

“Mestinya lembaga adat itu, berdiri di atas semua kepentingan golongan dan kelompok. Kalau lembaga adat mau adil dan bijak, jangan hanya Tagar Ganti Presiden saja yang dilarang, tetapi semua Tagar juga harus dilarang. Sekarang kan banyak tagar selain 2019GantiPresiden,”kata Longki, ditemui usai menerima kedatangan panitia Tablig Akbar Ustad Abdul Somad, di ruang kerjanya Senin kemarin (23/7).

Menurutnya, ada satu hal yang dia harapkan. Apapun namanya, apakah dewan adat, dewan kota atau lembaga apapun, jangan membuat aturan yang bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi. Menurutnya, aturan yang lebih tinggi itu, ada undang-undang, ada peraturan KPU, dan ada peraturan Bawaslu.

“Nah di aturan yang lebih tinggi itu, tidak melarang. Di pasal 28, sudah jelas dijelaskan mengenai kebebasan menyampaikan pendapat. Demikian pula di aturan Bawaslu, tidak ada larangan soal tagar Ganti Presiden. lalu kenapa kemudian, lembaga adat yang membuat larangan itu,”katanya dengan nada sesal.

Menurutnya, dalam alam demokrasi, pilihan dalam politik adalah sesuatu yang lumrah dan biasa. Dan konstitusi menjamin hal itu. lembaga adat katanya, harus lebih arif lagi dalam mengeluarkan keputusannya. Jangan sampai dibonceng dengan kepentingan politik. “Harus lebih arif dan bijak, kalau mau dihormati masyarakat adat,”tegas Longki.

Di sisi lain, Longki tidak menampik, adanya informasi mengenai upaya pengajuan mosi tidak percaya kepada pengurus lembaga adat saat ini, terkait statemen mereka yang sudah viral di berbagai media, soal larangan Tagar #2019GantiPresiden.

“Memang, saya dengar juga seperti itu (mosi tidak percaya). Pengurus dewan adat, harus mampu menjaga marwah adat itu. Mereka harus berdiri di semua elemen masyarakat, jangan hanya pada satu golongan dan harusnya netral,”demikian Longki.(hnf)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.