BERITA PILIHANDAERAHNASIONALPALU KOTAPERISTIWASULAWESISULTENGSUMATERA

Lisa Sebut 11 Tuntutan Massa Aksi Fitnah

MENGAKU DIFITNAH : Eks Lurah Donggala Kodi, Nurhaya Che Haslisa saat memberikan klarifikasi atas apa yang telah dituduhkan oleh massa aksi di Radar Sulteng Podcast Show, Jumat (26/8). (TASWIN/ RADAR SULTENG)
Dilihat

PALU – Usai dinyatakan non job dari jabatannya sebagai Lurah Donggala Kodi oleh Wali Kota Palu, H Hadianto Rasyid SE, Nurhaya Che Haslisa mengaku tidak keberatan dengan apa yang sudah menjadi keputusan Wali Kota Palu. Sebab kata dia itu merupakan kewenangan selaku kepala daerah.

“Bapak Wali Kota bisa mengganti siapapun dalam jabatan apapun sekalipun tanpa alasan, dan saya tidak keberatan atau merasa dirugikan dengan kebijakan beliau,” kata Nurhaya Che Haslisa Jumat (26/8) di Podcast Radar Sulteng Show.

Dalam kesempatan itu, Lisa sapaan akrabnya juga menegaskan terkait 11 tuntutan massa aksi dalam demo beberapa waktu yang lalu semuanya adalah fitnah. Dia menjelaskan, sejak bertugas di Kelurahan Donggala Kodi tahun 2014 sebagai Kepala Seksi Pemerintahan, tidak pernah melakukan pungutan apapun kepada warga, juga demikian setelah dilantik menjadi Lurah.

“Jadi saya ada bukti tanda terima gaji dan insentif, terkait yang dituduhkan Pungli ke saya itu tidak benar. Jadi yang menerima betul-betul orang yang sama dan tidak lebih dan tidak kurang,” ungkapnya.

Dia juga mengatakan, sebelum dinonjobkan sebagai Lurah, dia bersama tim setiap hari mengingatkan warga untuk membayar retribusi persampahan sebagaimana Perwali Kota Palu Nomor 18 Tahun 2022 tentang perubahan tarif retribusi persampahan. Sebagai pimpinan di Kelurahan, dia juga selalu mengingatkan seluruh aparaturnya untuk memberikan pelayanan kepada warga dengan ikhlas dan jangan dibebani pembayaran di luar ketentuan yang berlaku.

Selain Pungli, Lisa juga membantah adanya isu yang beredar bahwa dirinya kurang melakukan sosialisasi kepada masyarakat Donggala Kodi.

“Selama menjadi Lurah, saya berusaha untuk selalu menghadiri undangan warga maupun kegiatan mereka, sekalipun kegiatan itu dilaksanakan di luar jam kerja, dan kegiatan selalu saya posting pada media sosial, grup WA kantor dan warga, agar bisa memotivasi aparat dan tim saya untuk selalu dekat dengan masyarakat,” terangnya.

Dari kejadian ini, Lisa mengaku banyak hikmah dan pelajaran yang diambil. Meski katanya telah difitnah hingga harus dinonjobkan, hal itu sebagai bahan instropeksi diri untuk menjadi manusia yang lebih baik ke depan, serta menjadi pelajaran dalam meningkatkan pelayanan sebagai ASN kepada masyarakat.
“Ke depan, dimana pun itu saya selalu siap untuk menerima penugasan yang diberikan oleh Wali Kota,” tutupnya.(win)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.