PALU – Kedutaan besar Inggris Jakarta bekerja sama dengan Lapor Covid-19 mengembangkan layanan kesehatan virtual bernama Rumah Sehat Rakyat (RSR). Layanan RSR ini telah hadir di Sulawesi Tengah. RSR menyediakan layanan telehealth untuk kelompok marjinal dan komunitas yang terdampak penyakit menular, perubahan iklim dan bencana.
Layanan kesehatan virtual ini diakses melalui whatsapp chatbot bit.ly/chatbotrsrv dan bersifat gratis bagi siapa pun. Pengguna layanan bisa mendaftarkan diri sebagai “pasien online” dan akan dilayani secara online pula oleh para tenaga kesehatan, termasuk dokter dan tenaga psikolog. Hal ini terungkap dalam konfrensi pers program RSR di salah satu hotel Kota Palu, kemarin (23/8).
Project officer RSR, dr Milyah Urfah mengatakan kehadiran RSR diharapkan dapat mengurangi tekanan pada layanan kesehatan dan membuka akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan menggunakan teknologi.
Milyah mencontohkan salah satu bentuk pelayanan RSR melakukan pendampingan dan konsultasi bagi pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah. Dokter dan perawat akan melakukan pemantauan serta pendampingan terhadap pasien melalui chat maupun video call. Layaknya visite pasien di rumah sakit, namun hal ini dilakukan secara online.
Meski layanan dokter tidak menerbitkan resep obat bagi pasien, Milyah mengungkapkan hal ini jauh lebih baik daripada membiarkan pasien di rumah tanpa pendampingan ahli. Sebab ada fenomena self diagnose di mana masyarakat mencari tahu sendiri tentang kondisi kesehatannya ke mesin pencarian internet. Hal yang harus dihindari dan bisa berbahaya.
“Selama ini masyarakat bertanya ke dokter google, sedangkan kami di RSR memiliki ahli. Ada dokter, ada perawat, ada pula rekan konsuler psikolog yang akan mendampingi pasien,” ungkapnya.
Milyah menyebut selama ini pihaknya telah melayani 400-500 pasien. Dalam rentang waktu pekan ini ada sekitar 20-30 pasien yang ditangani. Dia pun berharap ke depannya RSR akan lebih baik dengan melakukan berbagai pembenahan. Termasuk menambah tenaga bidan, dokter spesialis anak, dan beberapa dokter spesialis lainnya yang berkaitan dengan kebutuhan pasien RSR.
Sementara itu, Digital Access Programme Adviser British Embassy Jakarta, Karnina Octaviany mengungkapkan tujuan kerja sama dalam layanan kesehatan virtual ini dilakukan untuk meningkatkan layanan kesehatan di tujuh wilayah geografis berbeda, yang telah terkena dampak buruk penyakit menular, perubahan iklim, dan bencana alam. Termasuk di Kota Palu dan Kabupaten Sigi.
“Kami berharap dukungan pemerintah Inggris dalam hal ini (RSR, red) dapat membantu kesetaraan digital dalam akses pelayanan kesehatan. Kami juga tetap berkoordinasi ke pemerintah daerah dan perintah nasional untuk menjembatani kesenjangan internet,” ujar Karnina, merespons fakta masih adanya daerah di Sulteng yang belum terjangkau jaringan internet.
Digital Access Lead British Embassy Jakarta, Samuel Hayes menyatakan program ini adalah hal baik yang harus didukung semua pihak. Ini adalah permulaan dari masa depan, di mana teknologi memberikan manusia solusi terhadap masalah yang dihadapi. Salah satunya adalah mendekatkan akses dan membuka layanan kesehatan bagi siapa pun. Untuk itu pihaknya akan turut memastikan agar secara sistem, RSR aman dari kebocoran data pasien.
“Olehnya penting adanya peningkatan capacity building dalam cyber security,” tegasnya.
Di tingkat lokal layanan RSR mengandeng Roa Jaga Roa sebagai mitra komunitas. Sejauh ini Roa Jaga Roa telah menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah dan pejabat rumah sakit tentang implementasi RSR. Turut hadir dalam kesempatan itu, Andi Mulhanan Tombolotutu, mewakili relawan lokal.
“Program ini adalah sesuatu yang sangat baik karena kita menginginkan bagaimana sebuah informasi bisa menyelesailan persoalan. Kita berterima kasih dengan adanya sistem ini. Insya Allah ke depannya bisa lebih efektif dan tersosialisasi,” kata Mulhanan.(uq)