
PALU – Kehadiran laboratorium seni dan film di SMAN 4 Palu yang diberi nama Tora Yaku diharapkan dapat memotivasi dan menambah kreativitas serta inovasi bagi peserta didik maupun para seniman yang ada di Kota Palu.
Sabtu (11/3) pekan kemarin, laboratorium tersebut diresmikan Gubernur Sulteng yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng Drs H Irwan Lahace MSi.
“Sekali lagi kami berharap dengan adanya peresmian laboratorium seni dan film ini dapat lebih berinovasi dan lebih berbuat lagi,” tutur Kepala SMAN 4 Palu Syam Zaini SPd MSi di sela-sela kegiatan tersebut.
Ditanya soal siapa saja yang boleh memanfaatkan laboratorium seni dan film itu, menurut Syam Zaini, tentunya adalah warga SMAN 4 Palu, terutama peserta didik. Namun imbuh Syam Zaini, tidak menutup kemungkinan jika ada dari sekolah lain yang berkolaborasi dengan seni yang ada di SMAN 4 Palu, maka pihaknya mempersilahkan.
“Tentunya dengan melihat kapasitas dan fasilitas yang ada. Sehingga kami harapkan bukan hanya SMAN 4 Palu yang memanfaatkan, tentunya para seniman yang ada di Kota Palu. Sehingga kegiatan laboratorium ini bisa berjalan lebih maksimal lagi,” terangnya.
Sementara itu dalam peresmian tersebut turut dihadiri Direktur Kesenian Ditjen Kebudayaan Kemendikbud RI Dr Restu Gunawan MHum, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud RI Dr H Nadjamuddin Ramly MSi, Kasubdit Program Ditjen Kesenian Kemendikbud RI Kuat Prihatin, Konsultan Ditjen Kesenian Kemendikbud RI Rangga dan Angga, dan Kepala SMAN 1 Cirebon Drs Nendi MPd, serta beberapa Kepala SMA di Kota Palu.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Sulteng dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kadisdikbud Sulteng Irwan Lahace mengungkapkan, mengenal, mengetahui, memahami dan mempraktikkan seni dan budaya sudah menjadi keharusan generasi muda khususnya di kalangan pelajar. “Karena daerah kita kaya akan keanekaragaman tradisi seni dan budaya yang syarat dengan kearifan lokal,” terangnya.
Namun jika hal itu tidak ditanamkan dan dilestarikan di kalangan pelajar, imbuhnya, sudah tentu akan menurunkan kecintaan terhadap seni dan budaya itu sendiri. “Yang diakibatkan kuatnya pengaruh seni budaya yang semakin modern, yang dibawa oleh kuatnya arus teknologi informasi dan komunikasi,” tururnya.
Diakuinya, kuatnya arus teknologi informasi dan teknologi tersebut bukan hanya terjadi di perkotaan, namun telah merambah ke pelosok desa. Hal itu kata dia, menandakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi sudah bergerak tanpa batas. Olehnya sebagai pendidik sudah menjadi tugasnya untuk mengambil peran mengimbangi pesatnya teknologi informasi dan komunikasi saat ini.
“Olehnya itu, keberadaan laboratorium seni budaya dan film telah menjadi arah yang tepat dalam menggerakkan pelajar SMAN 4 Palu untuk selalu mencintai seni dan budaya serta keterampilan perfilman. Mudah-mudahan fasilitas yang telah terbangun ini benar-benar memberi suatu perubahan bagi pelajar di SMAN 4 Palu ini, dan Kota Palu maupun Sulawesi Tengah. Artinya mereka mampu menjadi pelopor untuk melestarikan seni dan budaya,” pungkasnya.(fdl)