Momentum PSS XXV membuat Endah N Rhesa dan Budi Doremi bisa bertemu dan menghibur para penggemar mereka di Kota Palu. Kehadiran mereka sungguh istimewa. Terlebih bagi duo folk kece, pasangan Enda N Rhesa, yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Kota Palu.
Crew Zetizen beruntung bisa bertemu dan menjadi “teman” mereka berbagi cerita tentang Kota Palu dan pengalaman panggung pertama mereka di kota tercinta kita ini. Begitu juga dengan Budi Doremi. Mau tahu? Yuk baca liputan Crew Zetizen, Bagus Azhari (reporter), Anas Ridha Alhaq (fotografer) dan Fikri Suni (videographer).(*)
SAAT ditemui di belakang panggung, kesan ramah dan bersahabat sudah ditunjukkan oleh Endah N Rhesa. Tidak ada kesan lelah atau kedinginan karena hujan deras yang mengguyur Kota Palu sejak siang.
Pasangan suami istri yang hari itu merayakan Ultah pernikahan ke-10, bersemangat menceritakan kesan pertama mereka di Kota Palu. Apalagi, keduanya sempat penasaran dengan kondisi Palu pascabencana 28 September.
“Ini pertama kalinya kami menginjakkan kaki ke Kota Palu, aku melihat kota Palu pulih dengan begitu cepat,” ungkap Rhesa Aditya, saat ditemui di belakang panggung PSS VXX usai tampil, pada 15 Juni 2019.
Komentar yang sama juga dilontarkan oleh sang istri, Endah Widiastuti. Namun lebih detil. Endah bahkan menyebutkan Kota Palu adalah simbol dari semangat itu sendiri. Bikin bangga mendengarnya.
“Kami Endah N Rhesa justru melihat Palu adalah semangat itu sendiri. Teruslah untuk bangkit,karena kalian memberikan contoh yang sangat baik sekali untuk orang yang di luar sana bahkan untuk kami berdua. Yang terpenting berkaryalah terus , jangan menyerah dan bangkit!!” kata Endah.
Cuaca Kota Palu yang tidak bersahabat, rupanya sempat menjadi kekhawatiran bagi Enda N Rhesa. Mereka takut venue PSS XXV yang berupa lapangan terbuka, akan sepi karena hujan yang turun tanpa jeda. Membuat jadwal tampil mereka sempat di undur hingga pukul 18.00 WITA.
Untungnya, hujan perlahan meredah, dan mereka tetap tampil di atas panggung. Mereka pun sempat terkejut karena penonton tetap antusias datang.
“Tadi ketika hujan mengguyur, kami sedikit khawatir acaranya akan jadi sepi. Tapi nyatanya ketika kami tampil reaksi penonton sangat luar biasa. Bahkan banyak instastory, isinya ingin liat kita tampil,” ucap Endah sumringah.
Cerita tak kalah serunya juga datang dari Budi Doremi. Pria kocak ini menyempatkan bertukar kesannya setelah menghibur penonton. Kepada Zetizen, Budi yang pernah datang ke Kota Palu sebelumnya, mengaku kehadirannya kali itu tetap saja istimewa baginya.
Budi mengungkapkan penampilannya di atas panggung PSS XXV adalah murni untuk menghibur penonton. Dia sadar bencana 28 September merupakan pengalaman berat bagi warga Kota Palu dan sekitarnya.
“Jadi saya datang ke Palu itu nggak nyanyi aja tapi buat menghibur semuanya dan pesan saya buat Pelajar dan teman-teman yang ada di Kota Palu, tetap semangat jangan pantang menyerah. Jadilah orang yang berpikiran kreatif,” kata Budi dengan tersenyum.
Dia pun mengaku takjub dengan reaksi penonton saat dirinya tampil. Apalagi saat itu, hujan kembali turun. Budi menyangka venue akan sepi, tetapi penonton justru memberikan respons di luar dugannya.
“Saya nggak nyangka bakalan hujan deras begini, saya kira bakalan sepi acaranya tapi ternyata semangat temen-temen meskipun hujan tetap seru dan semangat, tetap ditunggu-tunggu kehadiran saya. Jujur saya terharu,” ungkapnya.
Budi mengatakan dirinya juga terkesan saat mebawakan lagu “Sayur Kol” dan mengajak satu penonton untuk naik panggung dan bernyanyi bersama. Ia meengaku sengaja membawakan lagu itu untuk menghibur semuan penonton yang rela basah-basahan.
